FKM UNDIP Punya Klinik Advokasi Berhenti Merokok Untuk Membuktikan Taringnya di Jawa Tengah
Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP masih mengepakkan
sayapnya melalui unit fakultas yang bergerak dalam kegiatan advokasi berhenti
merokok. Strategi pengembangan KABM (Klinik Advokasi Berhenti Merokok) sudah
dilaksanakan sejak tahun 2008 dan kini menjadi rujukan perguruan tinggi di Jawa
Tengah. Sejarah telah bercerita bahwa KABM di FKM berdiri paling awal serta
memiliki keunggulan dari segi kerjasama dengan mahasiswa, berbeda dengan BKPM
(Balai Kesehatan Paru Masyarakat) atau KABM universitas lain yang seluruhnya
dikelola tanpa melibatkan peran mahasiswa.
KABM FKM telah lama dipercaya Dinas Pendidikan Provinsi
Jateng sebagai partner pengembangan KTR
(Kawasan Tanpa Rokok) di Jawa Tengah. Kepercayaan ditandai dengan
dukungan penuh mulai dari pembiayaan yang berasal dari CSR 10% perusahaan rokok
yang kebanyakan lokasinya berada di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
“Ada 2 poin yang perlu diketahui oleh mahasiswa FKM. Yang
pertama bahwa KBM di FKM menempatkan mahasiswa untuk dipekerjakan, sehingga
keterlibatannya tidak bisa lepas dari sistem honor. Yang kedua yakni klinik
advokasi di FKM bukan hanya fokus untuk melakukan konseling, tapi juga advokasi
dan pelatihan secara mobile. Inilah
sebabnya keberhasilan tidak bisa dilihat hanya dari banyaknya pasien yang
datang di KABM, walau setiap hari dibuka”, jelas Kusyogo Cahyo, Penanggung
Jawab KABM FKM UNDIP.
Tidak tanggung-tanggung lagi bahwa FKM telah melambungkan
kembali namanya di tingkat universitas di Semarang, terutama dalam pengembangan
kegiatan bertajuk Pelatihan Manajemen dan Konseling Berhenti Merokok di
Perguruan Tinggi dalam rangka pembentukan peer
group di instansi, kaitannya dengan upaya penaggulangan masalah rokok. Rangkaian
pelatihan dimulai tanggal 30 Januari hingga 16 Februari 2012. Pelatihan
ditargetkan pada 11 PTS (Perguruan Tinggi Swasta) di Semarang. PTS tersebut
adalah USM, UDINUS, IKIP PGRI SEMARANG, UNISBANK, STIE DHARMA PUTRA, UNWAHAS,
STIE BANK JATENG, AKPELNI, STIMART AMNI, UNIMUS dan STIKES KARYA HUSADA.
Pelaksanaannya berlangsung di tempat yang berbeda setiap perguruan tinggi.
Namun demikian, rencananya pada tahun 2012 ini, akan menuntaskan amanah untuk
melakukan sosialisasi di 23 PTS di Jawa Tengah, karena pada dasarnya FKM
memiliki tanggungan untuk melakukan pengembangan bersama 50 PTS di Jawa Tengah
dalam hal advokasi berhenti merokok ini.
Dalam 3 hari pelatihan terdapat sejumlah materi yang
disampaikan oleh 5 pakar dari FKM, yaitu:
1. Kusyogo Cahyo untuk materi
Pengembangan Layanan KBM, Dasar Komunikasi dan Dasar Konseling
2. Sri Winarni, mengantarkan
materi Teknik 5A & 5R dan Terapi Berhenti Merokok
3. Yudhi Dharmawan memberi materi
Tim Building dan Teknis Pelaksanaan Pelayanan Berhenti Merokok, termasuk Alur
di KBM
4. Ir. Suyatno, menyampaikan
materi Kampus Sebagai KTR dan RTL (Rencana Tindak Lanjut)
5. Bagoes Widjanarko untuk materi
Epidemiologi Tembakau dan Merokok & Kesehatan, serta Kebijakan Nasional
Tentang Rokok.
Baik, akan kita bahas singkat materi pelatihan KABM oleh
FKM. Materi yang dibawakan oleh Kusyogo Cahyo dalam bahasan dasar Komunikasi
dan Konseling agaknya tidak jauh dari konsentrasi studi sebagai dosen di PKIP
FKM UNDIP. Konsep konseling yang dilakukan ada 2 teknik yaitu yang pertama
pengambilan client lalu di konseling
di KABM dan yang kedua adalah direkomendasikan oleh tenaga medis atau orang
lain, sehingga kedatangannya adalah sebuah inisiasi pribadi.
Komunikasi yang diterapkan dalam konseling dimulai dengan
bertanya, mendengarkan dan pemberian motivasi dengan bahasa verbal dan non
verbal dan yang jelas bisa menggunakan media. Menjadi konselor yang baik jika
bisa menempatkan diri sebagai pendengar yang aktif bagi client.
Lain halnya dengan materi yang disampaikan oleh Sri
Winarni yang dilihat dari segi kesehatan. Terapi berhenti merokok yang
disampaikan mencakup upaya secara farmakologis dan non farmakologis. Teknik
farmakologis yang diupayakan di FKM UNDIP menggunakan obat jenis Verenicline Tartrate dengan fungsi
mengurangi dampak putus narkotik dan menjadikan rasa rokok tidak enak dimulut
penggunanya. Zat ini sekedar membantu, keefektifannya dikembalikan lagi pada
niat pengkonsumsi rokok.
Upaya non farmakologis adalah teknik utama yang dilakukan
sesuai sasaran. Didalamnya memuat teori 5A yaitu Ask, Advice, Access, Assist
dan Arrange. Sedangkan 5R yaitu Relevan, Risk, Reward, Repetitive dan Redblock.
Materi Teknik 5A disampaikan kepada siapa pun yang ingin berhenti merokok,
sedangkan 5R diberikan kepada yang belum mau berhenti dari merokok.
Menurut peserta dari AMNI yang sempat redaktur wawancarai
di FKM saat pelatihan berlangsung menuturkan bahwa begitu banyak informasi dan
pengetahuan yang bisa kami bawa pulang ke kampus. Walaupun larangan merokok
sudah diwajibkan bagi angkatan junior, namun harus ditegakkan kembali untuk
angkatan senior.
Di FKM sendiri strategi yang dilakukan agar KABM mendapat
dukungan oleh semua pihak, termasuk mahasiswa adalah internalisasi kepada
seluruh mahasiswa baru 2011 untuk masuk advokasi. Mahasiswa yang terlibat aktif
membantu unit KABM ini dibagi menjadi 3 tugas, yaitu Admin, Outrich(penjangkau)
dan Satgas (sidak langsung di lingkungan kampus).
Ketika ditanya apakah tidak ada upaya untuk melebarkan rentang
pelatihan di kampus sendiri, Kusyogo Cahyo menuturkan bahwa belum adanya respon
positif, baik dari Rektorat maupun fakultas lain tentang i’tikad baik ini. Mau
tidak mau FKM akan berusaha menumbuh kembangkan KABM ini agar memiliki nama
besar dalam gaung perguruan tinggi di Jawa Tengah, bubuh Kusyogo.
Harapan yang disampaikan adalah berupa kerjasama dan
diskusi yang rutin dengan BEM sehingga advokasi bisa bergerak lebih aktif dan
bergema di fakultas, selain BEM juga bisa dapat dukungan kuat dari advokasi
jika ada delegasi ke organisasi nasional, terutama yang terkait dengan rokok
sehingga terjadi kesinambungan dan tidak terkesan berjalan sendiri-sendiri. Hal
ini agaknya perlu keseriusan dari berbagai pihak, baik fakultas maupun
mahasiswa, agar terciptanya sinkronisasi visi dan misi yang telah lama
digaungkan dan menjadi ciri khas FKM sebagai Tobacco Free Campus. (Yuniva)
semangat mengembangkan TFC untuk FKM....moving forward !! ^^
ReplyDelete