This Is Not The End
Keadaan
sedang memanas satupersatu elemen mulai turun untuk mengungkapkan pendapatnya.
Bukan lain adalah tentang rencana kenaikan harga BBM yang tempo hari di
beritakan akan terjadi per 1 April 2012.
Tahapan
demi tahapan dilalui untuk mencapai satu keputusan, sidang DPR pun
digelar(30/3/2012). Sidang yang berlangsung alot hingga pukul 01.00
WIB(31/3/2012) ini melahirkan beberapa keputusan antaralain menetapkan adanya
Pasal 7 Ayat 6a yang berisi peluang bagi pemerintah untuk menyesuaikan harga
BBM jika realisasi harga rata-rata minyak mentah Indonesia (ICP) dengan asumsi
sebesar 105 dollar AS per barrel lebih dari 15 persen dalam kurun waktu enam
bulan. Pasal & ayat 6A inilah yang kemudian banyak dipertanyakan oleh
beberapa elemen masyarakat diantaranya adalah mahasiswa.
Dalam
mengungkapkan tuntutannya (31/3/2012), para demonstran yang terdiri dari
mahasiswa dan beberapa elemen buruh serta pekerja mendengungkan suaranya
mengenai pasal yang dihasilkan dari sidang tersebut. Mereka menyebut Pasal 7
ayat 6A sebagai “Pasal Siluman” karena
dalam pembentukannya dinilai belum memenuhi prosedur.
Demonstran yang terdiri dari
berbagai elemen mulai berkumpul pada pukul 11.00 WIB di patung Pangeran
Diponegoro Undip Peleburan. Pukul 11.30 WIB demonstran mulai menyatukan
kekuatan dan satupersatu orator dari masing-masing golongan mengajukan
tuntutannya. Antaralain dari mahasiswa Universitas Diponegoro, Universitas
Negeri Semaran, dan serikat buruh. Setelah melakukan orasinya, massa yang
jumlahnya kurang lebih seratus orang mulai bergerak menuju gerbang kantor DPRD
Jawa Tengah dengan gaya khas berlari-lari kecil sambil meneriakkan Revolusi.
Beberapa polisi berjaga untuk mengamankan aksi demo ini namun, para demonstran
sama sekali tidak bergeming. Mereka juga meneriakkan bahwa this is not the end. Aksinya akan terus dilaksanakan di kemudian
hari jika pemerintah belum memenuhi tuntutannya.
Massa dari Universitas
Diponegoro yang berjumlah sekitar 50 orang bersama beberapa aliansi buruh, dan
mahasiswa Universitas Negeri Semarang berdiri
di depan gerbang gedung DPRD sambil meneriakkan tuntutan demi tuntutan
yang intinya tidak menaikkan harga BBM . Setelah sekitar tiga puluh menit melakukan orasi, ada
salah seorang massa yang pingsan karena kondisi siang itu begitu terik. Dan
akhirnya massa yang pingsan tersebut dibawa kedalam gedung DPRD. Bukan hanya
meneriakkan tuntutan, demonstran juga menambah jumlah massa , sekitar pukul 12
siang massa yang berasal dari elemen lain mulai berdatangan. Jumlah massa pun
bertambah sekitar 200 orang. Antaralain dari HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) dan
beberapa serikat buruh . kemudian aksi diteruskan dengan berjalan menuju RRI
namun, karena ada sedikit masalah akhirnya demonstran mengurungkan niatnya
untuk mengudara di RRI.Di akhir aksinya demonstran membakar ban bekas di dekat
air mancur dekat patung pangeran diponegoro sebagai bentuk penolakan kenaikan
harga BBM. Beberapa orang juga mengitari ban bekas yang dibakar tersebut dengan
meneriakkan penolakan dan menyanyikan lagu Indonesia raya.
Menurut koordinator aksi dari
Universitas Diponegoro izul dari Fakultas Peternakan, aksi mahasiswa kali ini
selain bertujuan menolak kenaikan harga BBM juga menekankan berlakunya pasal 33
UUD 1945 yang berisi sumber daya alam dan mineral menjadi hajat hidup rakyat
banyak atau dikontrol pemerintah.(30/3/12). Walaupun sempat terjadi koordinasi
aksi yang kurang baik pasca diumumkan bahwa BBM tidak jadi dinaikkan per 1
April 2012 dan ditunda 6 bulan kemudian namun aksi tetap terus berjalan. Para
mahasiswa melakukan konvoi dengan dikawal satu mobil polisi di depan pukul
10.00 WIB dari PKM Undip Tembalang. Aksi mahasiswa Undip ini merupakan aksi
yang ketiga setelah dua aksi telah dilakukan ditempat yang sama.
Aksi ketiga kali ini tidak
berlangsung lama, pukul 13.00 WIB mahasiswa dari Universitas Diponegoro
membubarkan diri. Walaupun para mahsiswa sudah membubarkan diri, namun aksi
masih tetap berlanjut oleh aliansi buruh dan serikat pekerja.
Malam hari setelah aksi di
Semarang(31/3/2012), presiden SBY melakukan pidato terkait APBN 2012yang
ditetapkan oleh DPR. Dalam pidatonya beliau menyampaikan bahwa jika memang
harga minyak dunia tidak bisa disesuaikan dengan keadaan APBN 2012 , untuk
menyelamatkan ekonomi negara maka akan diberlakukan kebijakan tentang kenaikan
harga BBM.
Sampai kapan Indonesia mengalami
krisis yang masih belum menemukan titik temu. Pihak demi pihak mengukuhkan niat
bahwa this is not the end. Mulai dari
para demonstran bahkan Pemerintah yang sampai saat ini belum bisa memutuskan
secara pasti mengenai hal ini. (diana)
bagus beritanya..
ReplyDelete