Rembug Mahasiswa, Tempatnya Mahasiswa Bicara
Rembug Mahasiswa telah dimulai, program
ini bertujuan sebagai sarana baru bagi mahasiswa FKM untuk berkumpul dan
berdiskusi. Acara yang diselenggarakan
perdana pada tanggal 16 Januari 2013 ini dihadiri perwakilan dari angkatan
2010, 2011 dan 2012. Pada edisi pertama kali ini membahas tema mengenai sistem
akademik kampus. Program kerja yang menjadi salah satu andalan dari ketua BEM
FKM Undip, Riyan Aprilatama, terinspirasi dari program Rembug Warga Pak Jokowi
semasa menjabat sebagai Walikota Solo. “Program ini dimunculkan dengan tujuan
agar mahasiswa FKM menjadi lebih peka dan aware
terhadap masalah-masalah akademik dan kemahasiswaan yang terjadi di kampus ungu
dan kemudian bersama-sama membuat suatu rencana problem solving-nya. Tema permasalahan yang dibahas pun diambil
dari permasalahan yang sedang terjadi di fakultas,” terang laki-laki asal
Bojenegoro ini (16/01).
Program ini pun mendapat respon positif
di kalangan mahasiswa. Hal ini terbukti dengan banyaknya perwakilan dari
angkatan mahasiswa baru yang hadir di rembug mahasiwa perdana tersebut untuk
mengutarakan aspirasi mereka. “Dengan adanya rembug mahasiswa ini kita bisa
mengutarakan segala uneg-uneg kita
tentang kampus FKM tercinta, selain itu kami juga mendapat ilmu tambahan dari
kakak-kakak tingkat,” ungkap Budi Waloyo sebagai salah satu perwakilan kelas D
2012 (16/01).
Ketika ditanya apa program ini tidak
bersenggolan dengan fungsi Senat Mahasiswa, Riyan Aprilatama menuturkan bahwa rembug mahasiswa ini hanya sebagai
suatu wadah penampung aspirasi dan saran teman-teman sedangkan untuk langkah
selanjutnya seperti advokasi diserahkan kepada Senat. “Rencananya program ini
akan diselenggarakan rutin sebulan sekali dengan melibatkan semua perwakilan
kelas dan UKK yang ada di FKM. Dengan adanya perwakilan dari setiap elemen
tersebut diharapkan bahwa 75% mahasiswa FKM menjadi lebih mengerti mengenai
isu-isu yang terjadi di kehidupan kampus,” jelas mahasiswa peminatan AKK ini (16/01).
Riyan Aprilatama optimis bahwa program yang digagsnya ini akan mampu mencapai targetnya, yaitu menjadikan mahasiswa FKM lebih sensitif dan aktif dalam menanggapi dan mencari solusi permasalahan yang terjadi serta merasakan manfaat dari mengikuti organisasi, meskipun ia mengakui banyak sekali hambatan-hambatan yang mesti diselesaikan untuk mencapai target tersebut, seperti sosialisasi yang terhambat, partisipasi mahasiswa yang masih kurang, problem solving yang sulit dicapai dan konsistensi rutin dari penyelenggara acara ini sendiri. Oleh karena itu beliau berpesan agar semua mahasiswa FKM mau bergerak bersama-sama sebagai satu keluarga dan menunjukkan bahwa FKM bukan fakultas kecil dan tidak penting. (Anugrah Balwa)
Post a Comment