DIKLAP Angkatan 6 KSR FKM Undip
Photo: KSR |
Hai, kawan !!! KSR FKM Undip punya cerita baru... Hari Jumat lalu, tepatnya tanggal 22 Maret 2013, KSR FKM Undip mengadakan Pendidikan Lapangan (DIKLAP) angkatan 6 di Gonoharjo, Kendal. Balai desa Gonoharjo dipilih sebagai tempat bermalam dan berlangsungnya kegiatan indoor. Acara yang berlangsung tiga hari dua malam ini mengusung tema “Jungle Rescue”.
Hari pertama DIKLAP, diberikan materi pertama yang disampaikan oleh Mas Agus Sugianto tentang Manajemen Perjalanan. Materi tersebut tentang persiapan dan perencanaan perjalanan yang harus disusun sebelum melakukan suatu perjalanan agar aman dengan meminimalisasi bahaya yang dihadapi. Dalam sesi materi pertama, juga disampaikan cara menyusun barang (packing basah) yang dibawa ketika perjalanan agar mudah dijangkau saat akan digunakan, ringan ketika dibawa, serta tetap kering walaupun harus melewati medan yang basah. Walaupun waktu telah menunjukkan pukul 23.00 WIB, peserta masih terlihat antusias memperhatikan materi yang disampaikan. Seusai materi, peserta diharuskan beristirahat.
Esok harinya, dilangsungkan kegiatan senam bersama antara panitia dan peserta DIKLAP. Kemudian, dilanjutkan dengan sarapan pagi bersama. Seusai sarapan, kegiatan selanjutnya yaitu pemberian
materi kedua oleh Mas Roy tentang Survival, yaitu bagaimana agar seseorang dapat selalu survive ketika menghadapai segala situasi yang tak terduga atau membahayakan, termasuk diajarkan cara membuat bivak. Peserta diajak ikut serta dengan mempraktikkan langsung membuat bivak yang benar agar dapat digunakan sebagai tempat berlindung.
materi kedua oleh Mas Roy tentang Survival, yaitu bagaimana agar seseorang dapat selalu survive ketika menghadapai segala situasi yang tak terduga atau membahayakan, termasuk diajarkan cara membuat bivak. Peserta diajak ikut serta dengan mempraktikkan langsung membuat bivak yang benar agar dapat digunakan sebagai tempat berlindung.
Menyusul materi ketiga yang disampaikan oleh Mas Danang tentang Panduan Keselamatan dan Keamanan Petugas PMI dengan menjabarkan 7 pilar saver access, yaitu : penerimaan terhadap organisasi, penerimaan tingkah laku pribadi, identifikasi, komunikasi internal, komunikasi eksternal, aturan keamanan, dan tindakan perlindungan. Beliau juga mengajarkan beberapa lagu kepada peserta untuk menambah semangat peserta dalam menjalani serangkaian kegiatan DIKLAP.
Materi keempat, sekaligus materi terakhir, disampaikan oleh Mas Puji dengan mempraktikan cara membuat tandu yang benar dan aman digunakan. Peserta yang telah dibagi menjadi 3 kelompok ditantang untuk membuat tandu dengan waktu yang telah ditentukan.
Jam telah menunjukkan pukul 14.00 WIB, saatnya peserta bersiap untuk melakukan perjalanan (outbond) dan menerapkan semua materi yang telah disampaikan oleh para instruktur dari PMI Semarang. Masing-masing kelompok yang beranggotakan 8-9 orang hanya diberi perbekalan beberapa bungkus mie instan, beberapa butir telur, dan sebungkus roti sobek. Perbekalan tersebut diperuntukkan untuk setiap anggota kelompok dan 2 orang panitia yang mendampingi pada tiap-tiap kelompok.
Outbond dimulai pukul 15.00 WIB. Satu per satu kelompok diberangkatkan dan kelompok yang pertama berangkat diamanahi membawa bendera PMI. Dalam serangkaian kegiatan outbond terdapat dua pos, yaitu: pos pertama; pertolongan pertama dan evakuasi, serta pos kedua; mendirikan bivak. Sesaat setelah sampai di pos pertama, hujan mulai turun makin deras. Tetapi tentu saja tidak melunturkan semangat peserta mengikuti outbond.
Pada pos pertama, para instruktur membagi tiga kelompok besar menjadi empat kelompok kecil dan memberi suatu kasus untuk ditangani. Dua kelompok memberikan pertolongan pertama pada korban yang diperankan oleh dua orang peserta, dan dua kelompok lainnya membuat masing-masing satu tandu yang akan digunakan untuk mengevakuasi korban. Peserta masih tampak kesulitan dalam membuat tandu. Bahkan, salah satu kelompok mengulang membuat tandu dari awal hingga tiga kali karena beberapa kesalahan. Pada akhirnya, satu kelompok yang pembuat tandu lainnya, selesai terlebih dahulu dan mereka membantu satu kelompok yang belum selesai.
Awalnya, korban akan dievakuasi ke seberang sungai. Akan tetapi, karena arus sungai yang besar setelah hujan turun, maka pelaksanaan evakuasi hanya sampai pinggir sungai. Namun, untuk mencapai pos kedua tetap harus menyeberang sungai. Oleh karena itu, dengan bantuan tali yang dipasang oleh instruktur, para peserta dan panitia pun akhirnya berhasil menyeberang dan melanjutkan ke pos selanjutnya.
Pada pos ketiga, peserta diberi tugas untuk membuat bivak dan memasak sendiri bahan makanan yang sebelumnya telah dibekali oleh panitia. Walaupun dengan perbekalan yang terbatas, peserta tampak menikmatinya sambil berlindung di bawah bivak yang telah mereka dirikan. Setelah itu, perjalanan dilanjutkan untuk menemukan slayer dan pin yang dibungkus plastik dan disembunyikan di antara bebatuan sungai. Mestinya, mencari slayer dan pin tersebut merupakan akhir dari kegiatan outbond. Namun, terjadi masalah tak terduga yaitu bendera PMI yang diamanahkan panitia kepada peserta ternyata hilang. Yang tersisa hanya kayu tempat bendera diikatkan. Akhirnya, mereka dapat kembali sampai di balai desa hampir pukul 01.00 WIB tanpa menemukan bendera PMI yang hilang.
Untuk menyambut kembalinya peserta dari outbond, panitia membuat api unggun. Sesampainya di balai desa, peserta duduk mengelilingi api unggun sambil memakan makanan ringan. Namun, suasana masih agak terasa suram karena hilangnya bendera PMI tersebut. Ketika mengelilingi api unggun, juga dilakukan diskusi dan evaluasi tentang outbond yang baru saja selesai. Dari diskusi tersebut, atas inisiatif beberapa peserta, mereka berniat mencari kembali bendera PMI yang hilang. Setelah itu, mereka dipersilakan untuk berganti pakaian dan beristirahat. Tetapi hujan kembali turun dan rencana peserta untuk kembali mencari bendera PMI dini hari itu tidak memungkinkan untuk dilakukan.
Minggu pagi pukul 10.00 WIB, panitia didampingi instruktur dari PMI, mencari bendera PMI dan akhirnya menemukannya. Setelah itu, upacara pelantikan sekaligus penutup kegiatan pun dilangsungkan. Kemudian kembali ke Semarang. Itulah akhir dari cerita DIKLAP angkatan 6 KSR FKM Undip. Mari kita ucapkan selamat datang dan selamat bergabung menjadi anggota keluarga baru KSR FKM Undip. Perjuangan dan semangat kalian patut diacungi jempol. (Anisa N. S. F)
Post a Comment