1000 Bibit Mangrove untuk Selamatkan Bumi
Photo: Dwi Utari |
Bibit mangrove didapatkan dari BLH atau Balai Lingkungan Hidup. Sebelum memulai penanaman, peserta yang ikut berpartisipasi mendapatkan pengarahan dari Pak Arifin, perwakilan komunitas pemuda yang bertugas untuk mengurusi mangrove di Pantai Maroon. Peralatan yang dibutuhkan dalam penanaman mangrove ini sederhana saja, yakni bambu (ajir) dan rafia. Sebelum melakukan kegiatan ini, pihak panitia sudah melakukan izin terlebih dahulu kepada TNI AD Semarang, karena penanaman dilakukan di atas lahan milik mereka.
Bakau merupakan tanaman tropis yang sensitif. Akarnya kuat tapi pertumbuhanya sangat lama. Terdapat cara tersendiri untuk menanamnya, yakni dengan membuat lubang pada tanah sekitar 10 cm terlebih dahulu, kemudian memasukkan bibit yang diikatkan dengan ajir. Namun, perlu diperhatikan bahwa ketika mengikatnya menggunakan ajir jangan terlalu dekat dengan akar. Hal ini dimaksudkan agar ajir tidak mengganggu pertumbuhannya, lalu diikat dengan rafia agar lebih kuat saat terjadi arus atau pasang.
Begitu pula dengan jarak penanaman antar bibit juga diatur sedemikian rupa, bukan hanya sembarang menanam. Masing-masing bibit yang ditanam memiliki jarak antara 20 sampai 30 cm. Meski penanaman setiap bibitnya sudah benar sesuai prosedur, namun dari 1000 bibit yang ditanan belum tentu akan hidup semua.
Setelah kegiatan menanam mangrove usai, selanjutnya peserta kegiatan menuju ke Pantai Maroon untuk membersihkan diri. Kemudian acara dilanjutkan dengan pelantikan resmi anggota Atmosphere. “Istimewa, seru, pengalaman baru juga. Asik pokoknya, ada stand up comedy-nya juga di Atmos. Lain kali diajak lagi ya, Kakak?” kata Shofi salah satu peserta kegiatan ketika menyampaikan pesan kesan untuk Mangrovest Atmosfer. (Kusnia)
Post a Comment