Belajar Teknik Komposting bersama Ibu-Ibu
Photo: jatakacs.edublogs.org |
“Sebenere gampang, Mbak. Cuma ora kober (sebenarnya gampang, Mbak. Cuma tidak sempat),” komentar ibu Kundarsih ketika ditanya tentang cara mengolah sampah organik dengan teknik komposting. Sore itu, para punggawa Convident 2013 (mahasiswa peminatan Kesehatan Lingkungan) FKM Undip usai melakukan sosialisasi praktik pengomposan pada ibu-ibu di wilayah RW 02, Kelurahan Tembalang.
Setelah beberapa waktu lalu telah melakukan sosialisasi mengenai teknik komposting, Minggu (21/4) Convident melakukan praktik mengenai teknik yang benar mengenai komposting. Teknik komposting diawali dengan menyiapkan alat dan bahan antara lain: tong komposter, sarung tangan, pisau, sendok, sampah sayur, biosin, molase, jerami, daun kering, dan kompos. Setelah alat dan bahan sudah disiapkan, langkah pertama yang dilakukan adalah memotong-motong sayur. Kemudian, mencampur sayur tersebut dengan 5 sendok biosin dan 1 sendok molase. Setelah sayur tercampur rata dengan biosin dan molase, siapkan jerami untuk dimasukkan ke dalam tong komposter. Fungsi jerami ini sebagai penahan agar sayur tidak jatuh ke dasar
tong sebelum menjadi kompos. Jerami telah diletakkan di dalam tong, saatnya sampah sayur dimasukkan ke dalam tong. Berurutan setelah itu, kompos dan daun kering.
tong sebelum menjadi kompos. Jerami telah diletakkan di dalam tong, saatnya sampah sayur dimasukkan ke dalam tong. Berurutan setelah itu, kompos dan daun kering.
Raut wajah ibu-ibu RW 02 yang kala itu juga sedang mengadakan arisan, sangat beragam. Mulai dari yang begitu serius memperhatikan, hingga yang sibuk dengan anaknya. Beberapa dari mereka menganggap tidak akan punya waktu untuk melakukannya. Sedikit berbeda dengan ibu Kundarsih, yang notabenenya adalah ibu RT. Beliau begitu antusias dengan program yang diajarkan mahasiswa. Walaupun, dia juga kurang yakin bisa melakukan komposting di rumahnya karena dia juga sibuk bekerja. Kendati begitu, dia siap mengajak ibu-ibu lain untuk melakukan komposting.
Puas menjelaskan tentang teknik komposting, mahasiswa pun memberi kesempatan pada ibu-ibu untuk bertanya. Tak banyak dari mereka yang mengajukan pertanyaan. Diantaranya, pertanyaan mengenai sampah apa saja yang bisa dibuat kompos, kompos siap panen setelah berapa lama, hingga salah satu ibu menyeletuk akan membuat bank sampah. Ibu tersebut mengajak mahasiswa untuk melakukan pengolahan sampah anorganik. Tak ayal, mahasiswa pun menyambut baik niat ibu tersebut dan mau bekerja sama dengan ibu-ibu untuk mendirikan bank sampah di kemudian hari.
Tujuan dari diadakannya sosialisasi komposting ini merupakan langkah awal untuk mengurangi sampah di TPA, setelah semakin sempitnya lahan yang disediakan untuk TPA. Semoga lewat semangat ibu-ibu ini, tujuan tersebut bisa tercapai serta berkelanjutan. (Diana)
Post a Comment