Gebrakan Besar Convident 2013
Photo: Concident 2013 |
Kompos adalah pupuk yang dibuat dari sampah organik, seperti daun-daun dan sayur-sayuran yang sudah membusuk. Kali ini, sebuah organisasi mahasiswa peminatan kesehatan lingkungan di FKM Undip yang menamakan dirinya Convident (community environment health student) FKM Undip kembali membuat gebrakan. Bentuk gebrakannya yakni kegiatan pelatihan pembuatan kompos. Hal ini memiliki tujuan dalam upaya mengurangi sampah di wilayah Tembalang. Kegiatan ini juga merupakan bagian dari persiapan awak convident sebelum terjun ke masyarakat untuk sosialisasi pembuatan kompos di RW 01 Kelurahan Tembalang, bulan April ini.
Pelatihan ini melatih mahasiswa convident untuk membuat kompos dengan menggunaan dua metode, yaitu metode “Pak FX” dan metode “Bu Endah”. Kedua metode tersebut sebenarnya tidak jauh berbeda. Yang membedakan keduanya adalah metode “Bu
Endah” terkesan seperti cara laboratorium karena menggunakan takaran dan ukuran di setiap pemberian bahan kimia, sedangkan di metode “Pak FX” tidak.
Endah” terkesan seperti cara laboratorium karena menggunakan takaran dan ukuran di setiap pemberian bahan kimia, sedangkan di metode “Pak FX” tidak.
Awalnya, acara ini merupakan acara Atmosphere, komunitas pecinta lingkungan FKM Undip. Namun, karena terdapat beberapa kendala akhirnya dilimpahkan ke convident 2013. “Jadi awalnya Bu Endah ngajak kita (atmosphere) tahun kemarin untuk composting ini. Cuma karena kita kekurangan SDM dan terkendala waktu jadinya nggak jadi deh,” ujar Novi yang ikut dalam acara ini sebagai perwakilan dari Atmosphere (29/3).
Keterlibatan convident di sini juga merupakan bentuk kontribusi convident FKM Undip dalam mewujudkan Tembalang sebagai daerah percontohan ramah lingkungan. Hal ini seperti yang diutarakan oleh Panji, wakil ketua Convident 2013 yang merangkap sebagai ketua Atmosphere (29/3), “Tujuan utama acara ini ya untuk mengubah perilaku masyarakat agar mengurangi sampah dan bisa mewujudkan Tembalang sebagai daerah percontohan ramah lingkungan di Semarang.”
Acara yang dihadiri oleh 82 mahasiswa ini merupakan kerjasama antara convident, atmosphere dan seorang aktivis lingkungan bernama Pak FX. Sebenarnya composting ini dilakukan pada bulan Februari. Namun, karena terbentur waktu liburan, jadi acara ini baru bisa direalisasikan sekarang. Acara ini mendapat tanggapan postif dari peserta. “Bener-bener acara yang positif. Kita jadi bisa ngubah sampah jadi sesuatu yang beguna dan bermanfaat,” tutur Adji Semiardji (29/3). “Semoga acara ini bisa dilakukan terus menerus dan nggak cuma di sini (FKM, red), dan kalo bisa se-Semarang bisa kita ‘racunin’ buat ngolah sampah jadi kompos,” sambung Denni Rachmawan, peserta pelatihan (29/3).
Sebagai mahasiswa kesehatan masyarakat, kita diharapkan mampu menjadi agen perubahan yang mampu mengubah masyarakat yang kurang sehat menjadi sehat, dan mengubah masyarakat yang sehat menjadi lebih sehat lagi. Salah satu cara untuk mewujudkannya adalah dengan menjaga kebersihan lingkungan seperti pengolahan sampah yang baik. Salah satu cara efektif pengolahan sampah ialah dengan composting.
“Semoga dengan acara ini, convident bisa menjadi pelopor generasi pecinta lingkungan di Semarang. Kalau bisa sih se-Indonesia. Dan semoga Convident makin Jaya !” ujar Dodo, ketua Convident 2013 (29/3). (Ayip)
Post a Comment