Belajarlah Dari Guru Yang Jelas
Photo : PH |
Akhir-akhir ini pemberitaan mengenai ISIS kembali naik daun. Salah satunya karena hilangnya 16 warga Indonesia di Turki yang diduga pergi ke Suriah untuk bergabung bersama ISIS (SM, 07/03/2015). Menyikapi hal ini, BEM Fakultas Hukum UNDIP mengadakan Seminar Nasional “Fenomena ISIS bagi NKRI dan Islam Rahmatan Lil ‘Alamin”. Sabtu (21/3) bertempat di Gedung Litigasi Kampus FH UNDIP, tiga pembicara dihadirkan. Mereka adalah Dr. KH. Cholil Nafis, Lc. PhD. dari Majelis Ulama Indonesia, KH. Masdar Farid Masudi, MA dari PBNU dan yang terakhir berasal dari dosen FH UNDIP, Dr. Hashim Asyari, PhD.
Mengemukanya kembali fenomena ISIS menunjukkan bahwa “Islam fobia” masih terjadi di masyarakat. Hal ini dimulai semenjak peristiwa 11 September 2001. Berbeda dengan al-Qaeda yang dimana individu sebagai motor, didalam ISIS sebuah organisasi yang rapi menjadi motornya. Hal itu menyebabkan ISIS bisa menjadi ancaman serius bagi siapa saja. ISIS sebagaimana diketahui telah memiliki unsur-unsur pembangun negara, diantaranya teritorial, rakyat, dan pemerintah. Hanya satu hal saja yang tidak dimiliki, yaitu pengakuan dari negara-negara lain.
ISIS patut diwaspadai karena mereka mempunyai paham “Jihad” adalah membunuh. Padahal, makna dari “Jihad” yang sebenarnya adalah bersungguh-sungguh dalam memperjuangkan agamanya. Selain itu, ISIS menjadi ancaman karena mempengaruhi ideologi. Oleh karena itu, dalam paparannya Dr. KH. Cholil Nafis memberikan nasihat dalam belajar hendaklah jelas siapa gurunya. Ketahuilah latar belakang guru tersebut. Sehingga kita sebagai mahasiswa dalam menerima ilmu bisa mendapatkan ilmu yang benar dan tidak menyesatkan.
Juga dengan tidak belajar dengan cara mengumpulkan informasi yang dicomot sembarangan kemudian membuat kesimpulan sendiri. “Orang yang belajar tanpa guru, maka gurunya adalah syaitan.”, tukas beliau.
Post a Comment