Relokasi Pasar Johar, Apa Kabar?
Photo: PH |
Senin (14/03)
BEM Undip melalui bidang Sospol menggelar diskusi “Diponegoro Intellectual
Forum” yang mengangkat tema “Johar Menggugat”. Di dalam press release yang
telah diterbitkan sebelumnya, BEM Undip mengangkat permasalahan relokasi Pasar
Johar yang tak kunjung usai. Seperti diketahui sebelumnya, Pasar Johar yang
merupakan pasar terbesar di Semarang pada 9 Mei 2015 mengalami kebakaran hebat.
Ribuan kios pedagang terbakar habis. Pemerintah pun bertindak dengan
menyediakan tempat relokasi. Sayangnya, tempat relokasi yang berada di belakang
Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) dianggap belum memadai dan tidak memenuhi karakteristik pasar
berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 20 Tahun 2012. Hal ini lah yang
dianggap menyebabkan pedagang enggan berpindah ke tempat relokasi.
Setelah
melalui diskusi panjang, disimpulkan bahwa BEM Undip akan mengawal empat isu
untuk dibawa ke Dinas Pasar yang rencananya diadvokasikan Selasa (15/03) siang
ini. Isu tersebut diantaranya 1) Tuntutan masyarakat untuk dibuka akses Jalan
Jolotundo, 2) Membuka trayek angkutan umum dari dan menuju tempat relokasi, 3)
Dibuatkannya fasilitas keamanan, dan 4) Mempertanyakan pencairan dana.
Ada yang
menarik dari diskusi kali ini. Ternyata tidak hanya kalangan mahasiswa yang
menghadiri. Turut hadir perwakilan dari salah satu komunitas di Semarang yang
tertarik untuk hadir. Dia mengusulkan bahwa dalam mengadvokasikan hal-hal
diatas, BEM Undip bisa bekerjasama dengan komunitas yang ada di Semarang.
Sehingga tidak berkesan berjalan sendiri.
Di akhir
diskusi, ketua BEM Undip Fawwaz Syaefullah menuturkan, “Pasar Johar perlu
dihidupkan kembali sebagai ikon Kota Semarang,”. Ia menambahkan, Pasar Johar
bisa mencontoh dari Pasar Klewer Solo yang menjual produk khas kotanya.
Sehingga Pasar Johar tidak hanya menjadi ikon tapi bisa menjual barang ikonik. (Lu’lu’atul
Khodijah dan Heni Purnamasari)
Post a Comment