Bukan Hanya Sekedar Nonton Film, LPM Dimensi Ajak Diskusi
Photo: PH |
Senin
(02/05) LPM Dimensi Politeknik Negeri Semarang mengadakan nonton bareng dan
diskusi Film “BULU MATA” bersama Tonny Trimarsonto, Visual Researcher dan Movie
Director. Bertempat di Hall PKM Lama Polines ini dihadiri oleh sejumlah
mahasiswa yang berasal dari berbagai LPM Universitas di sekitar Semarang. Acara
yang dimulai pukul 20.00 ini, menyajikan film indie yang mengambil tema tentang transgender. Film besutan Tonny Trimarsonto yang juga narasumber memberikan
sisi lain dari kehidupan transgender
yang tinggal di Nanggroe Aceh Darussalam.
Seperti
yang diketahui bahwa NAD sangat kental dengan masyarakat muslim. Terdapat pro
dan kontra terhadap kehidupan transgender
disana. Dalam film tersebut para transgender
merasa kesulitan saat hidup di kota
tersebut karena masyarakat yang masih belum bisa menerima hal yang berbeda.
Bagi para transgender mereka bukan
merupakan suatu penyimpangan sosial melainkan sebagai makhluk sosial yang unik
dan berbeda dari yang lainnya. Mereka mencari nafkah dengan membuka salon
kecantikan dengan omset yang fantastis yaitu 1 bulan mereka dapat mengumpulkan
hingga 70 juta.
Dalam
kutipan film tersebut ada percakapan masyarakat yang mengungkapkan bahwa
masyarakat senang menggunakan jasa tata rambut dari transgender karena hasilnya lebih rapih dibanding wanita. Film indie ini memang memperlihatkan
keseharian para transgender yang
berperilaku selayaknya wanita normal. Film yang berdurasi sekitar 1 jam ini
membuka pengetahuan penonton tentang transgender.
Setelah
film selesai dilanjutkan dengan diskusi bersama Tonny Trimarsonto selaku movie
director dan Dosen PKN dari Polines. Alasan Tonny memberikan film berjudul
“BULU MATA” adalah dari judul tersebut dapat memperlihatkan bahwa para transgender atau waria merupakan sosok
yang dipandang sebelah mata. “Ini merupakan film ketiga saya mengenai waria, sebelumnya saya
mempunyai 2 film bertema waria di latar yang berbeda,” ujar Tonny. Saat diskusi
mahasiswa cukup antusias saat diberi kesempatan
untuk bertanya dan berkomentar mengenai film tersebut. Beragam komentar mahasiswa
akan transgender, salah satu
mahasiswa mengaku tidak setuju akan adanya transgender
karena menyalahi kodrat manusia.
Diskusi
ini berlangsung selama 3 sesi dengan masing-masing sesi dibatasi untuk tiga penanya.
Dalam diskusi ini juga bukan hanya dibahas dari aspek agama tetapi dari segi
hukum juga. Dengan diadakan nonton bersama dan diskusi film “BULU MATA”
diharapkan dapat membuka mata masyarakat akan sisi lain kehidupan sosial. (Rafika Salma)
Post a Comment