Kenali ODHA Lebih dalam Melalui MRAN
Photo:StopHIVa |
Masyarakat
awam hanya sebagian kecil yang mengetahui tentang ODHA. ODHA atau Orang Dengan
HIV/AIDS merupakan sebutan untuk orang yang terinfeksi virus HIV. Diskriminasi kepada
ODHA yang semakin bermunculan, mendorong StopHIVa FKM Undip menggelar sebuah acara
yaitu MRAN atau Malam Renungan AIDS Nusantara yang menghadirkan bintang tamu
seorang ODHA, selain itu juga dimeriahkan dengan hiburan perkusi dan duet bernyanyi
pada hari Jumat (27/5) lalu.
MRAN
kali ini mengusung tema A Big Hug for Strengthen
Each Other. Tema ini ditujukan khusus kepada seluruh masyarakat bahwa ODHA
merupakan seorang manusia yang sama, sederajat, dan mempunyai hak untuk mewujudkan
hidup yang lebih baik. Serta mengajak semua lapisan masyarakat untuk sama-sama
merangkul ODHA tanpa sedikitpun rasa diskriminasi.
Acara
dimulai pada pukul 19.00 WIB bertempat di GSG Undip. Acara kian menarik tatkala
Concept Percussion yang khusus
didatangkan dari Polines ditampilkan sebagai pembuka acara. Gebrakan perkusi
yang apik mampu menggugah selera
penonton untuk hadir dan menikmati tontonan yang ada.
Suasana
malam yang sunyi ditambah lampu yang temaram, membuat acara pada malam itu
terasa hikmat. Acara semakin seru pada saat Nawang, seorang ibu yang kini sudah
mempunyai dua buah hati naik ke atas panggung. Ia kemudian bercerita
kehidupannya sebagai ODHA. Sosok inspirasi yang mempunyai bakat bermain gitar
itu mengajak penonton untuk berhenti mendiskriminasi ODHA.
“ODHA
juga manusia, punya rasa dan hati. Kami punya hak untuk masa depan, kami
berhenti mempunyai harapan untuk hidup bukan karena penyakit kami, tapi karena
orang-orang yang mengganggap ODHA berbeda,” ungkap Nawang.
Nawang
bercerita pengalamannya bisa terkena HIV/AIDS dan seputar kehidupannya sebagai
ODHA. Ia menegaskan bahwa edukasi tentang HIV/AIDS sangat perlu. Terutama
tentang penularan HIV/AIDS itu sendiri.
“Banyak
sekali orang yang tidak tahu bahwa makan sepiring, tinggal serumah,
bersentuhan, pegangan tangan, pelukan, maupun berciuman tidak akan menularkan
virus HIV/AIDS,” tambahnya.
Sampai
pada puncak acara, tujuh volunteer
yang ditemani oleh Yuni sebagai ketua acara MRAN, Dita Puspita sebagai ketua
StopHIVa, dan Nawang untuk menyalakan lilin berlambang pita HIV/AIDS. Penonton
kemudian di ajak untuk menyalakan lilin bersama diiringi nyanyian Lilin-lilin
Kecil yang dibawakan oleh Yemima and
friends.
MRAN
ini diharapkan mampu menjadi pandangan bagi masyarakat luas untuk tidak lagi
mendiskriminasi ODHA. Sesuai dengan
tagline-nya yang berbunyi Stop
Discrimination, Stand with ODHA, StopHIVa mengajak seluruh masyarakat
mempunyai pemikiran bahwa ODHA adalah manusia yang mempunyai segudang bakat
dengan harapan untuk masa depan yang lebih cerah.
“Acara
ini bagus, diadakan rutin tiap tahun agar masyarakat lebih kenal dengan ODHA. Edukasi
tentang HIV/AIDS sangat penting, sehingga ODHA tidak lagi dipandang sebagai
stigma yang negatif,” tutup Nawang. (Heni
Purnamasari)
Post a Comment