Stand Up Against Cancer bersama HP Fest 2016
Sabtu (30/04) telah dilaksanakan Health Promotion Festival 2016 dari peminatan Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku (PKIP) FKM Undip 2016 dengan tema “Stand Up Against Cancer: Healthy Lifestyle to Fight Cancer” yang dilaksanakan di gedung Prof. Soedarto S.H Undip Tembalang. Acara yang dikemas dalam bentuk seminar ini dilaksanakan dengan tujuan untuk memperkenalkan kanker, pencegahannya dengan gaya hidup sehat dan deteksi dini, serta cara kita untuk peduli satu sama lain khususnya pada penderita kanker.
“Penderita kanker semakin lama semakin bertambah, jenis kanker sendiri juga semakin bermacam - macam. Maka dari itu HP Fest ini berguna untuk memberikan pengetahuan tentang kanker kepada masyarakat.” jelas M. Zen Rahfliudin selaku Kepala Prodi S1 FKM saat membuka acara tersebut.
Berbagai materi disampaikan oleh Dr. dr. Selamat Budijitno, SpB, SpB (K) ONK yang merupakan spesialis onkologi bedah/tumor dan kepala leher. Dia mengatakan kanker adalah sel - sel yang membelah radikal karena rusak atau errornya kode DNA yang dimiliki oleh sel tersebut. Kanker disebabkan oleh multifaktor, yaitu umur, gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok dan kurang aktifitas fisik, diet yang tidak seimbang, kegemukan, dan konsumsi makanan yang tidak sehat. Kanker membawa dampak yang sangat luas bagi penderita kanker tersebut dan orang disekitarnya.
Turut hadir Cahyaning Puji Astuti dari komunitas Cancer Information and Support Center (CISC), seorang cancer survivor yang saat ini telah berkeluarga dan memiliki tiga anak. Dengan adanya anak yang hadir dalam kehidupan rumah tangga, Yaning membuktikan bahwa seorang penderita kanker tidak selalu mandul. Dalam acara HP Fest, ia menceritakan bagaimana pengalamannya selama ini sebagai seorang yang didiagnosis sebagai penderita kanker. Menurutnya kanker merupakan hadiah yang diberikan Tuhan kepadanya.
“Dengan mundur satu langkah dapat membuatnya maju lima
langkah,’’ jelasnya yang merupakan cancer survivor getah bening.
Dalam proses pengobatan
yang rasanya sangat luar biasa, ia hampir mau menyerah. Tapi kakak dan
keluarganya senantiasa menyemangati dan menguatkan beliau untuk terus bertahan
dan berjuang untuk mengalahkan rasa yang sangat sangat luar biasa. Kakaknya yang
juga merupakan cancer survivor, saling menguatkan satu sama lain.
Sebelum ia didiagnosis sebagai penderita kanker, sang kakak tidak pernah mau
berbagi dengannya apa yang dirasakan. Setelah ia didiagnosis barulah sang kak
banyak sekali bercerita mengenai penyakit yang dideritanya selama ini. Menurut
kakaknya, orang sehat tidak akan tahu bagaimana rasanya karena mereka tidak
pernah merasakanya secara langsung. Oleh karena itu, Yaning mengumpulkan para survivor
untuk saling memberikan semangat dan menguatkan satu sama lain karena sharing
is caring.
Founder
bracelet of HOPE Amanda Soekasah, Wulan Guritno, dan Janna Soekasah juga
diundang sebagai pembicara dalam seminar nasional HPFest 2016. Namun, Amanda berhalangan
hadir. Wulan dan Janna bercerita bagaimana harapan dapat membuat seseorang
mempunyai tekad untuk tetap hidup.
“Senantiasa
menginspirasi, selalu berbuat baik, sebagai salah satu motto kita mendirikan
gerakan sosial ini,’’ jelas Janna Soekasah. Dari pengalaman mereka, seorang
yang menderita kanker stadium empat yang selalu tersenyum dan memiliki harapan
dapat terus bertahan hidup. Sedangkan orang yang menderita kanker stadium dua
yang hanya pasrah saja dan tidak memiliki harapan lebih dulu meninggal. Dari
kisah yang disampaikan, dapat disimpulkan bahwa harapan merupakan suatu
kekuatan yang sangat besar. (Rini Fajarani dan Novia Larisca)
Post a Comment