AFA: Wujud Dukungan untuk Cegah Gap dan Diskriminasi ODHA
Photo: StopHIVa FKM Undip |
Dentuman
orasi membara di tengah-tengah lalu lalang orang-orang yang sibuk berolahraga
pagi. Teriakan menggebu dari orator yang berisikan kalimat stop diskriminasi
terus berkumandang sepanjang Simpang Lima.
Memperingati
Hari AIDS Sedunia, StopHIVa FKM Undip menggelar serangkaian acara yang
dinamakan AFA (Act For AIDS). AFA yang telah digelar mulai (23/11) di Gazebo
FKM Undip tersebut mengusung tema Prevention
Gap “Caring, Giving and
Ending Stigma”.
Bercirikan baju merah, AFA yang telah dilaksanakan di FKM tersebut terlihat
seperti lautan merah menyala, dengan diisi games seputar HIV/AIDS dalam bentuk
yang kreatif untuk mengukur seberapa jauh pengetahuan mahasiswa tentang HIV/AIDS.
Acara
puncaknya yakni pada hari Minggu kemarin (27/11) bertempat di halaman Dinas
Sosial mulai pukul 06.00-08.15 WIB. Dengan menggandeng perkusi Teknik Mesin
Undip dan akustik dari Yemima, membuat euphoria
AFA semakin meriah.
AFA
2016 tersebut dihadiri oleh Kepala Dinas Sosial Provinsi Jateng, Rudy
Apriyantono mewakili Gubernur Jawa Tengah, Sekretaris KPA Suwandi Sawadi,
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng, Yulianto Prabowo, Kepala Dinas
Kesehatan Kota Semarang, Widoyono, dan para Peer
Educator Semarang. Tidak hanya dihadiri para pejabat Kota Semarang, namun
AFA kali ini dihadiri pula oleh KOOS (Komunitas ODHA/OHIDA Semarang) dan LSM
Lentera Asa yang juga turut berpartisipasi aktif mendukung gerakan stop
diskriminasi terhadap ODHA.
Acara
dibuka dengan sambutan Kepala Dinas Sosial Provinsi Jateng, mewakili Gubernur
Jawa Tengah dilanjutkan dengan pemeriksaan tes kesehatan gratis serta pemeriksaan
HIV-AIDS (Voluntary Conseling and Testing /VCT).
Dalam
sambutan Gubernur Jawa Tengah yang dibacakan oleh Kepala Dinas Sosial Provinsi
Jawa Tengah disampaikan bahwa distribusi kasus HIV/AIDS di Jawa Tengah cukup
memprihatinkan, berdasarkan jenis pekerjaan kasus pada Ibu Rumah Tangga menempati
urutan kedua setelah wiraswasta. Epidemiologi HIV-AIDS telah memasuki
masyarakat umum. Untuk itu diperlukan edukasi bagi keluarga dan masyarakat
terkait ancaman HIV dan AIDS agar penanggulangan HIV/AIDS dapat dilaksanakan
secara terpadu dan komprehensif.
Ucapan
terima kasih pun mengalun dari Koordinator KOOS, Widodo dalam sela-sela
wawancara seusai acara. Hasil dari VCT pun sesuai target.
“Saya
juga terima kasih banyak untuk StopHIVa Undip telah menggandeng teman-teman
KOOS, agar mindset komunitas kami bisa berubah tidak ada sekat, tidak
ada stigma dan diskriminasi. Dari tim VCT Telogorejo membawa 30 reagen habis
sesuai target dan hasil VCT semuanya negatif.”
Widodo
berharap acara AFA selanjutnya dapat berjalan rutin dengan memperluas jaringan
sehingga dapat memberikan edukasi kepada pasutri khususnya tentang penularan HIV/AIDS.
KOOS sendiri mengaku siap membantu semua layanan yang terkait dengan lembaga maupun
masyarakat terjun ke lapangan untuk memberikan edukasi.
Di
akhir acara para jajaran yang hadir melakukan hand printing campaign sebagai wujud dukungan dalam bentuk
pencegahan adanya gap dan
diskriminasi terhadap ODHA/OHIDA. (Heni Purnamasari)
Post a Comment