Gali Lebih Dalam Calon Pilihanmu di Debat Terbuka Pemiltas 2016
Photo: PH |
Sorak-sorak bergemuruh dari barisan mahasiswa
yang menamakan dirinya sebagai tim sukses membuat siang itu semakin riuh.
Dentuman kalimat membara tak ubahnya dahaga bagi sang pemimpinnya. Itulah mereka
yang saat ini mencalonkan diri menjadi calon ketua dan wakil ketua BEM FKM
Undip 2017.
Terik bagaskara kala itu tak menghalangi para
penikmat politik untuk meneguhkan hati tentang harapan terhadap sosok pemimpinnya
kelak. Selasa (1/11), bertempat di Gazebo FKM menjadi saksi para calon pemimpin
itu berjanji untuk melebarkan sayap bahwa FKM akan lebih baik.
Berlangsung hikmat dengan dipandu oleh Erma
Amalia yang merupakan anggota panlih membuka acara debat dengan diawali para
calon senator. Calon-calon perwakilan kelas dari angkatan 2016 menyuguhkan visi-misi
yang dibawanya. Kemudian, berlanjut dengan pemaparan visi misi oleh
masing-masing pasangan calon urut no 1 dan 2.
Debat terbuka pemiltas tersebut dihadiri oleh
tiga panelis, yakni Kristian Yudhianto yang merupakan wakil ketua BEM FKM 2016,
Yanfa’uni Ade Pradena dari Majelis Wali Amanah
Undip unsur mahasiswa 2016, dan Novi Sulitiawati sebagai Pemimpin Umum LPM
Publica Health FKM Undip 2016.
Sesi tanya jawab antara penelis dan kedua
pasangan calon menjadi saat yang ditunggu-tunggu penonton. Panelis Yanfa’uni
Ade menanyakan hal konkrit terkait melukis kebanggaan yang dapat dirasakan oleh
mahasiswa FKM kepada pasangan calon nomer urut 1, yakni Wildan-Sri.
“Sebuah karya dibentuk oleh adanya perubahan,
adanya gerakan baik itu kecil maupun besar namun dapat bermanfaat untuk orang
lain. Dan karya itu diperoleh atau dianalisis dari keterbutuhan mahasiswa. Nah
karya itu nanti kita wujudkan dalam proker-proker yang akan kami jalankan.
Bagaimana kita bangga terhadap karya tersebut? Ketika kita berbicara tentang
solusi dari hasil karya tersebut, maka kita harus bangga. Karena kebanggan itu
kita bisa berhasil mencapai solusi dari keterbutuhan mahasiswa dari FKM Undip.”
jawab Sri.
“Perlu diketahui bersama bahwa kami mempunyai program
kerja unggulan yang dinamakan HealthMosfere, dimana masing-masing UPK dan
lembaga mencoba untuk menyatukan suatu kegiatan ujung tombak dalam suatu
rangkaian wadah, inilah karya kita yang akan dibawa pada FKM Undip 2017
nantinya dan kita harus bangga terhadap karya itu.” tambah Wildan.
Kemudian disusul oleh pertanyaan Novi
Sulistiawati kepada pasangan calon nomer urut 2 yakni Aldi-Umma, yang hanya
dihadiri oleh sang calon wakil ketua. Novi menanyakan tentang upaya konkrit apa
yang inovatif untuk mewujudkan partisipasi mahasiswa yang optimal.
“Kami ingin mencoba berkomunikasi langsung di
Gama untuk mengkritisi proker, saat memang nantinya ada program, di Gama tidak
hanya menyetujui, tapi kami ingin membantu apabila nantinya ada kendala kami
ingin memberi masukan. Lalu, yang kedua partisipasi di sini salah satunya
adalah masalah supporter, kami ingin tahun depan itu setiap teman-teman
yang bertanding ada suporternya di FKM. Nah, wujud konkritnya kami ingin
memasukkan nilai-nilai solidariti di dalam kaderisasi, kami akan berikan brainstorming pada mahasiswa baru bahwa
mereka harus hadir di setiap pertandingan, tapi tidak memaksakan. Wujud konkrit
lainnya, yaitu pergerakan lebih pengawalan isu melalui Sospol Addicted dan
Disk On.” jawab Umma.
Kristian Yudhianto tentang EGM (Elemen Gerakan
Mahasiswa). Menurut Wildan sendiri, ia termasuk ke dalam KAMMI (Kesatuan Aksi
Mahasiswa Muslim Indonesia). Ia mengaku sudah terjebak dalam KAMMI, namun ia
mengatakan ia terjebak dalam kebaikan. Sedangkan, untuk Umma sendiri ia tidak
begitu paham mengenai EGM dan ia bukan merupakan anggota salah satu EGM.
Berlanjut pada sesi tanya jawab antar pasangan
calon, pasangan Wildan-Sri menanyakan kepada Aldi-Umma mengenai apa yang
menyebabkan angkatan 2011 yang belum memiliki lapangan pekerjaan. Menurut Umma
sendiri, kompetensi itu penting, kompetensi bisa dikembangkan melalui LKMM-PD,
PKM, dan pengmas KIA. Menurutnya, kompetensi yang sudah terlatih itu bisa lebih
memudahkan seseorang untuk mendapat pekerjaan. Ia juga menambahkan bahwa dengan
semangat karya kita, mahasiswa dapat mengembangkan softskill untuk menciptakan
karya, dengan adanya karya seseorang akan dengan mudah mendapat lapangan
pekerjaan.
Bergilir kepada Umma yang menanyakan kepada
Wildan-Sri terkait perbedaan Easy English Class dan English Day milik
divisi CED. Menurut Wildan, Easy English Club sebuah klub bahasa inggris
yang memampukan seseorang berbicara bahasa inggris dalam waktu 2 jam, ia
berencana untuk mengundang Easy English Club tersebut ke FKM, sehingga
mahasiswa FKM bisa dengan mudah mengembangkan kemampuan bahasa inggrisnya dalam
waktu 2 jam dan menerapkan bahasa inggris tersebut sehari-hari.
Closing
statement dari masing-masing paslon menjadi
penutup debat terbuka pemiltas 2016 kali ini. (Tim Pansus Pemiltas)
Post a Comment