Polyphasic Sleep, Metode Tidur Unik untuk Penderita Insomnia
Insomnia
merupakan salah satu penyakit yang umumnya dialami oleh lansia bahkan mahasiswa
juga ikut mengalaminya. Menurut emedicinehealth, insomnia bukan sebuah kelainan
atau penyakit melainkan sebuah gejala.Insomnia merupakan keadaan tidak dapat
tidur atau terganggunya pola tidur. Orang yang bersangkutan mungkin tidak dapat
tidur, sukar untuk tidur atau mudah terbangun dan kemudian tidak dapat tidur
lagi (Hoeve,1992).
Insomnia dapat disebabkan oleh beberapa
faktor,antara lain fisik yaitu terserang flu dan gangguan psikis seperti
stres,cemas dan depresi (Hawari ,1990). Gejala penderita yaitu mengalami
kesulitan untuk tidur atau sering terjaga di malam hari dan sepanjang hari
merasakan kelelahan. Awal proses tidur pada pasien insomnia mengacu pada
latensi yang berkepanjangan dari waktu akan tidur sampai tertidur. Dalam
Insomnia psiko-fisiologis, pasien mungkin mengeluh perasaan cemas, tegang, khawatir,
atau mengingat secara terus-menerus masalah pada masa lalu atau pada masa depan
karena mereka berbaring di tempat tidur terlalu lama tanpa tertidur. Insomnia
dapat menyerang berbagai usia, namun paling banyak menyerang di usia dewasa.
Pada usia dewasa, di estimasikan 30-50 % dari populasi manusia pernah mengalami
insomnia dan 10 % adalah penderita insomnia akut.
Sebuah survei dari 1,1 juta penduduk di
Amerika yang dilakukan oleh American Cancer Society menemukan bahwa mereka yang
dilaporkan tidur sekitar 7 jam setiap malam memiliki tingkat kematian terendah,
sedangkan orang-orang yang tidur kurang dari 6 jam atau lebih dari 8 jam lebih
tinggi tingkat kematiannya.Tidur selama 8,5 jam atau lebih setiap malam juga
dapat meningkatkan angka kematian sebesar 15%.
Penderita insomnia yang mengalami
kesulitan tidur biasanya hanya tidur beberapa jam saja. Hal ini membuat tubuh
tidak segar yang dapat mengganggu aktivitas di siang hari. Untuk membuat tubuh
tetap bugar meskipun hanya tidur selama 2-3 jam, kini terdapat metode tidur
unik yang dapat diterapkan. Metode tidur unik ini dikenal dengan metode Polyphasic
Sleep. Polyphasic Sleep merupakan metode untuk mendapatkan waktu tidur
yang cukup tanpa harus membuang waktu sampai 8 jam.
Metode pembagian tidur ini bukanlah hal
yang baru melainkan sudah diterapkan sejak abak ke-18 dengan waktu tidur selama
4 jam. Dilihat dari segi ilmiah, terdapat tiga siklus selama tidur yaitu tahap
tidur ringan, tahap tidur dalam, dan Rapid Eye Movement (REM). Selama
tidur, ketiga tahap tersebut berlangsung selama 90 menit dan berotasi sepanjang
malam. Berbeda dengan metode Polyphasic Sleep yang mendapatkan siklus tersebut
di waktu tidur pada siang hari.
Metode Polyphasic Sleep ini dapat
dijalankan dengan menjadwalkan waktu tidur selama 20-30 menit setiap 4 jam
dalam satu hari. Namun, kebiasaan tidur ini akan sangat sulit jika baru pertama
kali dilakukan. Untuk memudahkan melakukan hal tersebut, terdapat tips and
trick yang dapat dilakukan. Pertama, lakukan hal ini pada hari libur (sabtu
atau minggu). Pada hari jumat malamnya, tidur lah secara normal selama 8 jam.
Di pagi harinya, sebelum melakukan aktivitas, beri waktu selama 30 menit untuk
beristirahat dan setelah itu lakukanlah aktivitas seperti biasa. Di siang hari
berikan waktu selama 30 menit untuk beristirahat. Lakukan siklus ini secara
terus menerus. Maksud dari kegiatan tersebut yaitu mengharuskan tubuh untuk
beristirahat selama 30 menit setiap 4 jam. Untuk melakukan metode ini
diperlukan kesabaran dan tekad yang kuat. Sehingga otak dapat beradaptasi dalam
melakukan kebiasaan tidur ini.
Metode Polyphasic sleep ini
telah dilakukan oleh seorang Mahasiswa Kedokteran UGM. Keuntungan yang ia
dapatkan yaitu merasa terbangun dari tidur pulas selama satu malam. Salah satu
fungsi dari tidur semalaman ialah bekerjanya sistem pembersihan dari
racun-racun dalam otak yang tersimpan selama seharian. Namun ia mengakui, belum
mengetahui efek jangka panjang dan efeknya terhadap sistem tersebut. (Risma
Aprilliana)
Sumber
pendukung : Lacks,P.,Morin.C.,1992,Recent Advances in the Assessment and
Treatment of Insomnia, Journal of Consulting and Clinical Psychology Vol
60.No.4,586-594.
Post a Comment