Study Abroad Melalui Globe? Siapa Takut!
Sumber: LPM PH |
Minggu (29/10)
telah diadakan Go International and
Abroad Seminar atau yang disingkat Globe. Acara ini bertemakan Achieve Your Dreams by Going Abroad yang
di selenggarakan oleh BEM FKM Undip bidang CED di Gedung D.111 Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Undip. Pembicara kali ini didatangkan langsung
dari Myanmar, yaitu Tun Arkar sebagai native
speaker. Selain itu, pembicara selanjutnya memiliki penglaman belajar di
luar negeri, Ismi Arniawati, sebagai returnee
from USA-YSEALI Program Batch Spring Cohort 2017.
Dalam seminar ini, Tun
Arkar memaparkan bagaimana keuntungan dan pengalaman-pengalaman yang ia
dapatkan selama mengikuti program Batch 3
SHARE Scholarship Awardee. Ismi Arniawati juga membagikan pengalaman
bagaimana ia bisa diterima untuk program study
ke luar negeri, serta tips penulisan esai yang baik untuk applied program beasiswa ke luar negeri.
Menurutnya, hal yang perlu kita persiapkan agar bisa diterima adalah bagaimana
menjadi bagian dari solusi terhadap masalah yang meresahkan kita. Kontribusi
apa yang bisa diberikan untuk mengurangi permasalahan tersebut. “Lihatlah dunia
luas. Temukan masalah di luar dan apa yang bisa kamu berikan. Hal ini dapat
memberikan kamu opportunities selanjutnya,”
kata Ismi. Selain itu bahasa inggris juga sangat penting, baik speaking maupun writing. Hal –hal yang bisa dipelajari selama melakukan study abroad adalah berfikir kritis,
kebijakan di luar negeri, relasi baru, serta kebudayaan mengapresiasi.
Saat sesi menulis
esai, Ismi membagikan tips-tips menulis esai yang baik dan benar. Esai ini tak
hanya berguna untuk mendaftar YSEALI saja, namun juga dapat digunakan
diberbagai kesempatan termasuk beasiswa. Beberapa tips yang Ismi bagikan antara
lain, pertama jumlah karakter disesuikan dengan ketentuan. Kedua, esai harus
terstruktur, terdiri atas opening, body contain, dan closing. Ketiga, to the point, artinya isi dalam paragraf
esai tersebut menjelaskan masalah yang ingin diangkat dan solusi yang
diusulkan. Keempat, memberikan data-data atas masalah yang diangkat. Kelima,
jangan sombong, artinya ketika menulis esai harus berulang kali dikoreksi
dengan mentor yang sudah ahli.
Terdapat beberapa
kendala dalam hal partisipasi untuk seminar kali ini. Muhammada Fadhil Evan,
yang biasa dipanggil Evan, selaku ketua pelaksana acara seminar ini mengatakan
“Kendala yang membuat kurangnya partisipasi baik di internal maupun eksternal
FKM, mungkin ada acara yang berbentrokan. Atensi mahasiswa yang masih
menganggap bahwa Bahasa Inggris itu dengan stigma negtaif. Semoga adanya
terobosan terhadap seminar-seminar selanjutnya dari fakultas, baik yang
diadakan oleh BEM maupun FKM itu sendiri.”
Oleh karena itu, ide-ide
cemerlang dari mahasiswa FKM masih terus dinantikan untuk menigkatkan
partisipasi internal maupun eksternal FKM dalam setiap kegiatan positif yang
diselenggarakan. (Novia Larisca)
Post a Comment