Sulitnya Mengubah Bentuk Badan
Berat badan merupakan parameter yang dapat memberikan gambaran massa tubuh. Berat badan yang
ideal dianggap paling tepat dan menjamin umur panjang. Oleh karena itu,
memiliki berat badan yang ideal adalah impian semua orang. Secara umum orang biasanya
menilai tubuh sehat ideal, dilihat dari postur tubuh, sikap dan tutur kata serta interaksi orang tersebut dengan orang lain. Menurut
medis sendiri, pengertian tubuh ideal mencakup hal yang lebih luas, yang tidak
cukup hanya penilaian secara lahiriah, tetapi memerlukan pemeriksaan medis meliputi pemeriksaan antropometri, fisiologi,
biokimia dan patologi anatomi. Berdasarkan penelitian, hanya 5-10 persen orang
yang mampu mempertahankan berat badan idealnya. Untuk mencapai berat yang ideal
tersebut memanglah sulit karena disebabkan oleh beberapa faktor.
Faktor
pertama, yaitu pola makan. Pada orang kurus yang sulit untuk meningkatkan berat
badan, kemungkinan besar pola makannya telah terjaga namun kalori yang
dibutuhkan tubuh untuk melakukan metabolisme masih kurang. Kebiasan pola makan
pada masyarakat perkotaan juga mempengaruhi. Makanan cepat saji yang tinggi
kalori, lemak
dan rendah serat memicu sulitnya penurunan berat badan yang ideal. Berat badan
yang susah diubah bukan hanya disebabkan oleh pola makan saja tetapi juga
karena aktivitas fisik sehari-hari. Aktivitas yang kurang banyak membuat badan
kurang bergerak. Faktor ini juga didukung oleh kemajuan teknologi yang membuat
manusia efektif dalam bekerja. Begitu juga kegiatan yang padat tidak diimbangi
dengan asupan nutrisi yang cukup sehingga sulit menaikkan berat badannya.
Gangguan emosional seperti merasa cemas, sedih,
kecewa atau tertekan membuat seseorang cenderung mengkonsumsi makanan lebih banyak untuk mengatasi
perasaan-perasaan tidak menyenangkan tersebut. Semakin banyak rasa stress yang
ditanggung, perilaku makan sulit untuk dikontrol sehingga sulit untuk mengubah
maupun mempertahankan berat badan. Berat badan seseorang juga diturunkan dari
generasi sebelumnya dalam
sebuah keluarga. Itulah sebabnya mengapa kita sering menjumpai orang tua yang
gemuk memiliki anak-anak yang gemuk, begitu juga dengan orang tua yang kurus.
Dalam hal ini faktor genetik telah ikut campur menentukan jumlah unsur sel
lemak dalam tubuh yang berjumlah besar melebihi ukuran normal, secara otomatis
akan diturunkan kepada yang bayi selama didalam kandungan.
Sulitnya mengubah berat badan juga dipengaruhi
hormon yang bernama Depo Medroxy Progetseron acetat (DMPA). Menurut para ahli
DMPA merangsang pusat pengendalian nafsu makan di hipotalamus yang menyebabkan
akseptor makan lebih banyak dari pada biasanya. Hipotalamus adalah sistem
pengontrol yang terletak di otak untuk mengatur perilaku makan. Dua bagian
hipotalamus yang mempengaruhi penyerapan makanan yaitu hipotalamus lateral (HL)
yang menggerakkan nafsu makan dan hipotalamus ventromedial (HVM) yang bertugas
sebagai pusat pemberi perasaan kenyang. Dari hasil suatu penelitian diadapat
bahwa jika HL rusak atau hancur maka individu menolak untuk makan atau minum.
Sedangkan kerusakan pada bagian HVM akan
membuat seseorang menjadi rakus dan kegemukan.
Perubahan berat badan dapat dilakukan dengan aman
tanpa obat dan cara yang ekstrim lainnya. Misalnya untuk meningkatkan berat
badan, porsi makan harus selalu ditingkatkan sebanding dengan aktivitas yang
dijalani. Selain itu konsumsi karbohidrat maupun sumber energi lainnya
ditingkatkan dan diimbangi dengan rajin mengkonsumsi air putih. Untuk
menurunkan berat badan, bisa dilakukan dengan Intermittent Fasting atau
berpuasa yang dikombinasikan dengan makanan cair dan rendah kalori merupakan
strategi yang efektif untuk membantu wanita obesitas menurunkan berat badan.
Selain itu, diet dengan teknik ini bermanfaat juga untuk mengurangi risiko
terjangkit penyakit jantung koroner. Diet lain yang bisa dilakukan yaitu dengan
olahraga secara teratur dan mengkonsumsi air putih. (Yolanda Indah S)
Sumber :
Mulyasari, Indri. Muis, S. Fatimah, Kartini,
Apoina. 2015. Pengaruh asupan air putih
terhadap berat badan, indeks massa tubuh, dan persen lemak tubuh pada remaja
putri yang mengalami gizi lebih. Jurnal Gizi Indonesia (ISSN : 1858-4942).
Post a Comment