Apa Cacing Dalam Makarel Benar Aman?
Sumber life.trubus.id |
Masih
ingat dengan isu makarel mengandung cacing hingga 27 merk ditarik peredarannya
dari pemerintah?
Pada
hari Rabu, 18 April 2018 bertempat di FKM telah diadakan Study Club PIRC FKM Undip bertema “Cacing di Makarel Berbahaya?”
bersama Ananda Y Ramadhan, narasumber dari FPIK 2015 dan Apriliani Ismi Fauziah
sebagai Kepala Komite Internal RC FKM 2018.
Ikan
makarel berasal dari perairan subtropis. Perairan subtropis adalah habitat
cacing nematoda jenis cacing parasit Anisakis
sp. sehingga wajar jika dalam ikan makarel akan mengandung cacing. Jika
tidak mengandung cacing justru patut diwaspadai darimana ikan makarel berasal.
Dalam
proses pembuatan makanan kaleng terdapat 7 proses yang harus dilewati. Salah
satunya sterilisasi pada suhu 121° selama 20 menit dengan tekanan 1 atm. Proses
ini bertujuan mematikan bakteri patogen yang jauh lebih berbahaya dari cacing,
selain dipanaskan juga diberi tekanan agar bakteri mati. Sedangkan cacing hanya
bertahan pada suhu 70° sehingga jelas cacing sudah mati dalam proses tersebut. Tetapi
mengapa masih di tarik dari peredaran?
Dalam
standar pangan di Indonesia makanan kaleng memiliki standar 0 parasit/kg dalam
sebuah kaleng. Padahal untuk standar internasonal memiliki toleransi 2
parasit/kg. Maka wajar jika Indonesia banyak menarik peredaran makanan kaleng
karena standar yang ditetapkan Indonesia.
Cacing
di makanan kaleng sempat meresahkan warga Indonesia. Tetapi sebenarnya cacing
tersebut sudah mati dan aman untuk dikonsumsi dikarenakan banyaknya proses yang
telah mematikan cacing tersebut. Proses-proses pembuatan makanan kaleng
sebenarnya lebih difokuskan pada bakteri patogen Clostridium botulinum yang lebih berbahaya.
Dalam
study club ini juga dijelaskan bahwa
tidak perlu khawatir lagi untuk mengkonsumsi ikan pada makanan kaleng. Yang
perlu kita lakukan yaitu mengecek
tanggal kadaluarsa dan hindari kaleng yang menggembung serta rusak secara fisik,
serta dalam memasak ikan masaklah hingga matang agar cacing mati. (Alya Binda)
Post a Comment