Kurasa Demikian
Sumber : Doc Pribadi |
Karya: Choirun Nisa, FKM UNDIP
Kepada
semesta yang masih enggan membuka tudung kelamnya. Gadis bimbang itu ingin
sedikit berkisah. Dikala orang terlelap, ia terjaga. Memori bergiga-giga itu
tampaknya tak dapat berhenti bekerja, hanya saja raga masih saja terdiam.
Dipeluknya guling dan ditariklah selimut merah jambu, jari-jari kaki lincah tak
dapat dikendalikan, dingin. Slash.. sudut kamar dalam sekejap berubah menjadi
angan kelam, memaksanya untuk kembali pada perihal yang telah terjadi. Senantiasa
mengingat penyesalan dan kebohongan diri. Yang pasti semua itu tak luput dari
rasa membanding-bandingkan nasib. Ah, mungkin saja dia lupa takdir Sang Esa.
Cukup lama angannya terhempas ke masa lampau, lalu ia
menghela nafas dan mengubah posisi tidurnya. Selang beberapa menit, ia menatap
jendela kamar dan membiarkan otaknya bebas berfantasi. Kembali berangan.
Jendela itu terbuka dang angin segar yang masuk membuatnya terbuai untuk
mendekat ke tepi jendela. Rupanya angin itu benar-benar menyegarkan.
Saraf-saraf mulai menyusun rencana. Harmoni mimpi yang tak sabar ingin segera
dilakukan saat itu juga. Tanpa takut secuil resiko, ia terus tersenyum melihat
sesuatu sesuai apa yang ia harapkan.
Kurasa gadis itu masih terlarut dalam angan semu nya. Tapi biarkan
saja, aku hanyalah orang yang memberi ruang bernafas kala fana dunia begitu
menyesakkan dada menghampiri. Aku merasa cukup bersalah jika memaksa dia
kembali ke kehidupan nyata nya. Karena pahit nya hidup yang dialami gadis itu
hanya tersembuhkan oleh angan-angan dan harapan saat ia bermimpi.
Gadis itu kembali menarik selimutnya dan berdoa pada Tuhan
agar semua harapan dapat terlaksana. Ia mulai menguap dan terlelap. Sungguh
tiada hal lain yang aku sukai kecuali saat melihatnya kembali terbang dalam
bunga tidurnya.
Berkas cahaya mulai tampak. Seperti biasa gadis itu bangun
dan matanya melihat ke semua sudut ranjang tidurnya untuk menemukan ponsel.
Setelah melihat layar ponsel nya tanpa di duga-duga ia langsung melompat
mengambil handuknya dan berlari menuju istana air. Gadis itu kembali menjalani
hari seperti biasa tanpa sedikitpun memikirkan apa yang terjadi semalam. Kurasa
demikian.
Post a Comment