Mahasiswa Undip Ciptakan Biogasoline dari Minyak Kelapa Sawit dengan Proses yang Lebih Efektif dan Efisien
Sumber : Team PKM-P biogasoline |
Cadangan minyak bumi dari bahan bakar fosil
khususnya bensin semakin menipis.Menurut Blue print dari Departemen ESDM
(2014), cadangan minyak bumi di Indonesia yang ada yakni sebesar 9,1 miliar barel
dan produksi saat ini sebesar 387 juta barel. Sehingga rasio cadangan per
produksi saat ini akan habis dalam 23 tahun mendatang. Dengan adanya Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional untuk mengembangkan
sumber energy alternative sebagai pengganti bahan bakar minyak, maka muncullah berbagai
penelitian mengenai pembuatan biogasoline
sebagai bahan bakar pengganti bahan bakar konvensional.
Biogasoline dapat diperoleh dari hasil perengkahan minyak nabati seperti
minyak kelapa sawit, yaitu dengan memecah ikatan hidrokarbon berat menjadi hidrokarbon
yang lebih ringan. Perengkahan dapat dilakukan dengan menggunakan pengaruh suhu,
katalis, dan plasma. Perengkahan termal umumnya membutuhkan suhu yang relative tinggi
(>5000C) jika dibandingkan dengan perengkahan dengan katalis maupun
plasma (Setiadi& Benny, 2006). Pengurangan konsumsi energy pada proses
perengkahan untuk menghasilkan biogasoline dapat dilakukan dengan menggunakan
gabungan antara teknologi plasma dan katalis.
Dalam mewujudkan produksi biogasoline dengan proses yang efektif dan
efisien melalui metode perengkahan (cracking),
tiga mahasiswa Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Undip yakni Chusnul Khotimah,
Fachmy Adji Pangestu Setiawan, dan Rizky Laksmita Dewi dengan bimbingan Prof. Dr.Istadi,
ST., MT. Melakukan penelitian “Rematik” (Reaktor Hibrida
Plasma-Katalitik) sebagai reactor dalam produksi biogasoline yang efektif dan efisien. Dengan
demikian, penelitian ini difokuskan pada rekayasa teknologi pada reactor hibrida
plasma-katalitik untuk mengetahui pengaruh plasma terhadap perengkahan katalitik
pada biogasoline yang dihasilkan.
Perengkahan
atau pemutusan ikatan karbon pada minyak kelapa sawit dimulai oleh plasma
bersamaan dengan katalis. Plasma yang berasal dari sumber listrik bertegangan tinggi,
memiliki electron berenergi tinggi yang akan menyerang ikatan karbon pada minyak
kelapa sawit sehingga dapat menurunkan energi. Oleh karena itu, kerja katalis dalam
memutus ikatan karbon pada minyak kelapa sawit akan lebih mudah.
Pada penelitian ini, proses produksi biogasoline
menggunakan reactor hibrida plasma-katalitik dapat lebih efektif dan efisien dibandingkan
dengan proses perengkahan secara konvensional. Hal ini dibuktikan dengan suhu operasi
yang relative rendah serta dihasilkannya konversi dan yield yang lebih besar daripada
proses perengkahan katalitik tanpa plasma karena waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi
lebih cepat. Selain
itu, hasil pembakaran dari bahan bakar berbasis minyak kelapa sawit tidak menimbulkan
polusi yang berlebihan dan ramah lingkungan. Hal ini merupakan kesempatan besar
bagi Indonesia untuk memproduksi biogasoline berbahan dasar minyak kelapa
sawit sebagai pengganti bahan bakar konvensional.
Tim berharap inovasi baru yang telah berhasil
mendapatkan dana hibah penelitian Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian
dari Dikti tahun 2018 ini dapat meningkatkan produksi biogasolinese sebagai bahan bakar berkualitas tinggi dan ramah lingkungan,
serta mendukung Indonesia dalam produksi bahan bakar alternative pengganti bahan
bakar fosil.
Post a Comment