Kenal Lebih Dekat dengan Calon Pilihanmu Melalui Kampanye Terbuka Pemiltas FKM Undip 2018
Selasa, (30/10) tampak
begitu spesial, dengan suasana Gazebo Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP yang
terasa lebih ramai dengan sorak gemuruh dari Mahasiswa FKM UNDIP yang sedang
menghadiri acara Kampanye Terbuka Pemiltas FKM UNDIP 2018. Dalam acara tersebut
berisi Kampanye Terbuka Calon SM FKM
UNDIP 2019 dan Calon Ketua dan Wakil Ketua BEM FKM UNDIP 2019.
Acara dimulai pada
pukul 14.40 WIB yang diawali dengan pembukaan
oleh Ketua Panlih Pemiltas FKM UNDIP 2018 yaitu Dennis Rachman, dilanjutkan
dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya
dan Mars FKM UNDIP, lalu pemaparan
dari Calon SM dan BEM FKM
UNDIP serta rangkaian acara lain hingga closing
statement.
Pemaparan dari Calon SM FKM UNDIP 2019 yang berupa visi-misi diawali oleh M. Wahyu Nugraha Ajie (Calon
Senator angkatan 2016),
dilanjutkan dengan Daniel Wahyu (Calon Senator angkatan 2017),
Hanifa Zahra (Calon Senator angkatan 2018),
dan Alif Luqman (Calon Senator angkatan 2018).
Paslon 1: Izza-Nina |
Setelah, itu
dilanjutkan dengan pemaparan
dari kedua Pasangan Calon BEM FKM UNDIP 2019 yaitu pasangan calon Muhammad Izza Fikro F.
dan Nur Shadrina Nasution dengan nomor urut 1 dan calon pasangan Baskara Petar
Marhaensa dan M. Athtuur Zulkarnaen. dengan nomor urut 2.
Kampanye Terbuka Pemiltas
tersebut dihadiri oleh tiga panelis, yaitu Galuh Ismah Nur Awalis sebagai Ketua Studio 8 FKM UNDIP 2018, Heni
Purnamasari sebagai Pemimpin Umum LPM Publica Health FKM UNDIP 2018 dan Azhar Taufiqurahman dari Ketua
BEM Fakultas Teknik UNDIP 2018.
Tentu, salah satu acara
yang dinantikan oleh penonton adalah sesi tanya jawab antara panelis dengan
kedua pasangan calon. Sesi tanya jawab ini diawali dengan pertanyaan dari semua
panelis yaitu terkait konstruksi berfikir, refrensi serta pertimbangan dalam
membuat grand design.
Paslon 2: Babas-Athuur |
“Kami membuat GDGS dimulai
dengan analisis SWOT dari BEM FKM UNDIP, dan hasil BEM FKM ada di kuadran 1 yaitu
progresif, dari situ kita memulai untuk menyusun gambaran BEM Kedepan. Untuk
Refrensi, merangkum permasalahan di FKM,
konsultasi dan diskusi dengan berbagai bidang. Research langsung berdasarkan
pengalaman selama di BEM ” jawab Paslon nomor
urut 2.
“Hampir sama dengan
paslon dua, yaitu mulai dengan menyusun SWOT, berdiskusi dengan berbagi bidang
dan beberapa ketua UKMF yaitu KSR dan PIRC, kemudian berdasarkan pengalaman Izza di BEM FKM dan pengalaman Nina
di BEM UNDIP. Hasil tersebut dikolaborasikan.” jawab Paslon nomor urut 1. Dari Kedua
jawaban tersebut kemudian mendapat feedbeck dari Azhar Taufiqurahman.
Acara pun dilanjutkan
dengan sesi pertanyaan dari Galuh
Ismah Nur Awalis untuk pasangan calon Izza Nina terkait bagaimana bentuk
konkret political study dan
KTR goes to Campus dan untuk pasangan calon Babas-Athtuur terkait bagaimana arahan kerja dan fungsi
sekretaris umum, cara menjalankan kaderisasi politik di FKM dan berapa jumlah
angka perokok di Indonesia. Lalu dilanjutkan pertanyaan dari Heni Purnamasari
tentang bagaimana mengenali Dekan Baru dan tanggapan terhadap Keterbukaan Informasi Dekanat yang kurang (untuk
Paslon nomro urut 1) dan terkait aksi
mengenai UKT Semester Lanjut, bagaimana cara menyelesaikan kendala pers yang tidak bisa masuk (untuk
Paslon nomor urut 2), lalu pertanyaan untuk kedua paslon tentang pengetahuan kejurnalistikan
seperti 4 Pilar Demokrasi, pers di nomor berapa dan peranan pers di kampus.
Kemudian terakhir pertanyaan
dari Azhar Taufiqurahman untuk kedua
calon tentang berdirinya FKM, BEM, Hymne FKM, tipe kepemimpinan yang
akan diterapkan, Isu yang akan dimunculkan ke UNDIP dan bagaimana jika isu
tersebut ditolak, serta tak lupa pertanyaan untuk masing- masing pasangan
calon.
Setelah tanya jawab
antara panelis dan kedua padangan calon selesai, dilanjutkan dengan sesi tanya
jawab antar pasangan calon dan sesi tanya jawab dengan audiens. Salah satu
pertanyan dari sesi tanya jawab dengan audiens, yang ditanyakan oleh Thomas
Jalu yaitu tentang bagaimana pandangan terhadap organisasi eksternal yang ada
dikampus dan masuk kedalam kampus serta nilai-nilanya dan kaitannya terhadap Pancasila
dan Bhineka Tunggal Ika. Paslon nomor urut 2 menjawab, adanya Permenristekdikti
No 55 tahun 2018 berarti ekstra kampus bisa masuk di intra kampus, permasalahannya tinggal lebih terbuka saja, dan
hal tersebut memang dilegalkan.
“Saya tidak
menyangkal
ada ekstra kampus serta setuju, dikarenakan salah satu dalam mengembangkan
potensi juga bisa melalui ekstra kampus, terkait berbahanya atau tidak, itu
kembali pada teman-teman karna ekstra kampus tidak ada yang jelek namun oknum-oknumnya
yang jelek.” ungkap Babas.
Pertanyaan yang sama
dijawab juga oleh Paslon nomor urut 1 yang mengakui bahwa mereka merupakan
anggota ekstra kampus yaitu KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia). Dari
kegiatan tersebut, menurut mereka
bisa bertemu orang-orang
yang luar biasa dan menginspirasi untuk lebih baik kedepannya dan Izza yakin
ornganisasi ini tidak membahayakan Pancasila karna salah satu prinsip
perjuangannya adalah Pancasila.
“Organisasi
ekstra adalah satu hal yang
penting untuk mengasah dan mempelajari isu-isu yang diluar kampus sebagai mahasiswa
dan organisasi ekstra bukan hal yang
tabu lagi untuk dibicarakan di FKM UNDIP.”
pungkas Nina.
Acara Kampanye
Terbuka Pemiltas FKM UNDIP 2018 pun berakhir dengan closing statement dari masing-masing paslon. (Tim Pemantau Pemiltas)
Post a Comment