Ulik Jurnalisme Tanpa Menimbulkan Konflik di Momentum Jurnalistik Fair 2018
Sabtu (3/11/2018) telah berlangsung puncak acara Momentum Journalistic Fair 2018. Puncak acara dari MJF sendiri berupa acara talkshow dan seminar dengan mengusung tema “Jurnalisme Damai dalam Era Percepatan Informasi”. Acara ini terbagi menjadi dua sesi, yaitu sesi pertama berupa talkshow dengan pembicara Dwi Prihantoro (Pimpinan Redaksi Koran Lampu Hijau), Gregorius Magnus (Kepala Biro Harian Kompas), dan Firman Imaduddin (Peneliti & Editor Remottv) dan dengan moderator Rachman Pratama (Wartawan Berita satu), serta sesi kedua berupa seminar dengan narasumber Anjana Demira (News Anchor Net Tv) dan moderator Dhyanara Paramitha.
Mengenai jurnalisme damai, Dwi Prihantoro berpendapat bahwa jurnalisme damai merupakan penyampaian informasi yang lebih menekankan rasa simpati pada korban dan tidak memihak salah satu dari kubu. Selain itu, Dwi juga berpendapat bahwa media tidak boleh menyinggung SARA agar tidak menimbulkan konflik. Tidak jauh berbeda, Gregorius pun menyampaikan bahwa jurnalisme damai harus seimbang antara pihak satu dengan pihak lain. “Dalam jurnalistik harus dipilih mana value yang lebih baik / lebih urgent” ungkap Gregorius.
Firman, sebagai pembicara selanjutnya menjelaskan mengenai transformasi newsroom dimana produk berita semakin banyak namun kualitas dari berita tersebut semakin menurun. Sesi kedua diisi oleh news anchor Net tv, Anjana Demira. Pada sesi ini, Nana membahas hoax yang semakin marak di Indonesia. Dalam keberagaman acara,antusiasme dari peserta seminar sangat tinggi terlebih saat peserta bertanya kepada ahlinya. (Devi Kurnia)
Post a Comment