CORONAVIRUS 2019 ?
Sumber : express.co.uk
Wabah Virus Corona atau Covid-19 masih
menempati berita utama di media massa dunia. Hari demi hari masyarakat semakin
panik, dengan jumlah pasien yang terus bertambah dan penularan yang terus
menyebar namun belum ditemukan cara pasti penanggulangannya. Kejadian ini pertama kali ditemukan pada bulan
Desember 2019, ketika 59 orang disekitar pasar ikan di kota tersebut mengalami
gangguan saluran pernapasan yang mengarah ke pneumonia, tepatnya di Kota Wuhan,
Provinsi Hubei, China. Tak lama virus ini menyebar dan menjangkit sejumlah
orang yang memilki riwayat berkunjung ke kota tersebut sekitar 14 setelah
perjalanan.
Laporan terakhir oleh WHO pada 25
Februari 2020, kasus aktif yang terkonfirmasi setelah dilakukan investigasi sejumlah
77.780 orang di China dan 1205 orang di negara lain positif terinfeksi. Dari
jumlah tersebut 2.700 orang meninggal dunia dan 28.251 sedang dalam pemulihan.
Kasus tersebut telah menyebar secara
global di China, Korea Selatan, Jepang, Itali dan Iran serta di Kapal Pesiar
Diamond Princess.1
Gejala umum infeksi penderita
diantaranya infeksi pernapasan, sesak napas, kesulitan bernapas, demam, batuk. Pada kasus yang lebih parah
infeksi dapat menyebabkan pnemumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal dan
sampai kematian.2 CDC meyatakan bahwa gejala COVID-19 dapat muncul
hanya dalam 2 hari atau selama 14 hari setelah paparan. Hal ini didasarkan pada
kasus serupa sebelumnya pada masa inkubasi virus MERS-CoV. 3
Coronavirus merupakan zoonosis,
yaitu penyakit yang secara alami menular dari hewan ke manusia.4 Wabah
yang saat ini terjadi masih satu kelompok dengan SARS
(inang: kelelawar-musang-manusia) dan
MERS (inang: kelawar-unta-manusia). Reservoir utama dari penyakit ini
masih terus diteliti oleh para ahli dengan dugaan besar kelelawar ataupun
trenggiling sebagai perantara. Investigasi lanjut terus dilakukan. Berdasarkan
hasil uji 1000 hewan sampel yang dijual disekitar pasar, tim peneliti dari
South China Agricultural University menemukan jika urutan genom virus
trenggiling 99% identik dengan yang terdapat pada pasien virus corona. Sementara
itu, tim peneliti gabungan dari Wuhan Institute Virology, Wuhan Jinyintan
hospital, University of Chinese Academy of Sciences, CDC of Hubei Provincial menyatakan hasil analisis
virus memiliki kemiripan 96% dengan coronavirus kelelawar yang diisolasi dari
kelelawar Rhinolophus affinis.5 Namun, hasil ini belum bisa
secara resmi terkonfirmasi, para peneliti masih melakukan tindaklanjut dan
pengkajian mendalam untuk memastikannya.
Coronavirus merupakan virus yang sangat
host-spesific artinya hanya menginfeksi binatang tertentu yang memiliki
jaringan sesuai. Virus ini bergenom RNA positif. Karakteristik RNA memiliki
rantai tunggal pendek serta tipis. Bentuk dan struktur RNA menyebabkan mutasi virus
RNA saat bereplikasi akan lebih cepat 1 juta kali daripada virus DNA.6
Virus corona yang mewabah saat ini adalah hasil mutasi dengan struktur (strain)
baru dari virus corona severe acute respiratory syndrome (SARS) pada 2003,
kemudian diberi nama SARS CoV-2. Penyakit dari virus ini diberi nama Corona
virus disease yang pertama kali ditemukan pada tahun 2019 atau dikenal
CoVid-19.1
Para ilmuwan dan peneliti di seluruh
dunia bekerjasama dalam mengatasi wabah ini. Sementara investigasi lanjut asal
mula virus terus dilakukan, pengembangan vaksin sebagai pengendalian penyakit
mulai dilakukan berdasarkan genom yang dipublikasikan. CDC Tiongkok sedang
mengembangkan vaksin virus Covid-19. Proyek independen lembaga Vaccine and Infectious
Disease Organizatio- International Vaccine Centre (VIDO-InterVac) akan memulai
memproduksi vaksin dan pengujian terhadap hewan pada Maret 2020 dan pengujian
terhadap manusia pada 2021.7
Pengendalian yang dapat
kita lakukan saat ini ialah :
-
Tetap waspada dan jangan panik
-
Buat prioritas aktivitas di luar
-
Terapkan PHBS (rutin menggunakan handsitizer)
-
Hindari kontak dengan hewan/ pasar hewan
-
Hindari kontak langsung dengan orang sakit
-
Gunakan masker dan terapkan etika batuk
-
Segera kunjungi fasilitas kesehatan apabila sakit
dalam perjalanan.1
Referensi :
1.
WHO. Coronavirus disease 2019 (COVID-19)
Situation Report 36. 2020. https://www.who.int/docs/default-source/coronaviruse/situation-reports/20200225-sitrep-36-covid-19.pdf?sfvrsn=2791b4e0_2
(25 Februari 2020).
2.
WHO. 2020. Coronavirus. https://www.who.int/health-topics/coronavirus
(26 Februari 2020)
3.
CDC. 2020. Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) : Symptoms. https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/about/symptoms.html
(26 Februari 2020)
4.
Kemenkes RI. 2020. Mengenal Novel Coronavirus (2019-nCOV).
Balai Besar Litbang Vektor dan Reservoir Penyakit Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
5.
Zhou, Peng; Yang, Xing-Lou; Wang,
Xian-Guang; Hu, Ben; Zhang, Lei; Zhang, Wei; Si, Hao-Rui; Zhu, Yan; Li, Bei. 2020. "Discovery of a novel coronavirus associated with the
recent pneumonia outbreak in humans and its potential bat origin". BioRxiv. doi:10.1101/2020.01.22.914952.
6.
LIPI. Virus baru : Coronavirus dan Penyakit
SARS. 2003. http://lipi.go.id/berita/virus-baru-:-coronavirus-dan-penyakit-sars/176
(24 Februari 2020).
7.
Kelly Geraldine Malone. Saskatchewan lab joins global effort
to development coronavirus vaccine.
The Canadian Pers. https://ca.news.yahoo.com/saskatchewan-lab-joins-global-effort-090415232.html (26 Januari 2020).
Penulis :
Fathinul
Nabila
Entomologi
2020 FKM UNDIP
*Tulisan ini didukung oleh Laznas Baitulmaal Muamalat : sebagai penerima
manfaat Beasiswa Sarjana Baitulmaal Muamalat 2019/2021
Post a Comment