Mengintip demokrasi 2024: Kontroversi Sistem Proporsional Tertutup atau Terbuka
Sumber
: Google
Perdebatan pemilu kembali terjadi, kali ini tentang apakah
kita harus kembali ke sistem proporsional tertutup (memilih partai). Upaya mengembalikan
pemilu ke sistem proporsional tertutup digaungkan beberapa partai politik tahun
ini.
Awal tahun 2023 politik Indonesia dihebohkan dengan keinginan
Partai Bulan Bintang (PBB) yang mengikuti jejak Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan (PDIP) dalam mendukung pemilihan legislatif dengan menggunakan
sistem proporsional tertutup. Menurutnya, sistem proporsional terbuka tidak
adil bagi partai-partai yang tidak punya modal besar. Namun sejumlah partai
politik seperti Golkar, Gerindra, NasDem, PKB, PPP, PAN, Demokrat, dan PKS
tetap ingin mempertahankan sistem proporsional terbuka dan menolak usulan
tersebut. Delapan fraksi tersebut menginginkan untuk sistem pemilu 2024
menggunakan sistem proporsional terbuka.
Jadi apa itu sistem
proporsional tertutup dan terbuka?
Pada sistem proporsional tertutup, partai politik mengajukan
daftar calon yang disusun berdasarkan nomor urut. Nomor urut ditentukan oleh
partai politik. Melalui sistem proporsional tertutup, setiap partai memberikan
daftar kandidat dengan jumlah yang lebih dibandingkan jumlah kursi yang
dialokasikan untuk satu daerah pemilihan (Dapil). Dalam proses pemungutan
suara proporsional tertutup, pemilih
hanya memilih partai politik. Kemudian, setelah penghitungan suara, penetapan
calon terpilih ditentukan berdasarkan nomor urut Dalam sistem proporsional
terbuka, pemilih akan memilih satu nama calon anggota legislatif sesuai
aspirasinya.
kekurangan
dan kelebihan sistem proporsional tertutup yang sedang ramai diperbincangkan di
dunia politik Indonesia.
Kelebihannya
antara lain :
- Memudahkan
pemenuhan kuota perempuan atau kelompok etnis minoritas
Hal itu karena, pada pemilihan umum dengan sistem proporsional
tertutup, partai politik yang menentukan calon legislatifnya.
- Mampu
meminimalisir praktik politik uang
Solusi terbaik untuk mencegah adanya praktik pembelian suara atau
dikenal sebagai money politics. Dengan sistem ini, setidaknya akan mendorong
adanya kaderisasi yang masif oleh partai politik sehingga membentuk kader yang
cakap untuk dicalonkan
- Meningkatkan
peran parpol dalam kaderisasi sistem perwakilan dan mendorong
institusionalisasi parpol
Sistem proporsional tertutup disebut bisa
meningkatkan peran partai dalam hal kaderisasi sistem perwakilan. Selama ini
banyak partai mencalonkan publik figur sehingga dianggap sebagai politikus
karbitan bukan hasil kaderisasi.
Terlepas
dari kelebihannya, sistem proporsional masih memiliki banyak kekurangan antara
lain :
- Pemilih
tidak punya peran dalam menentukan siapa kandidat caleg yang dicalonkan
dari partai politik.
- Tidak
responsif terhadap perubahan yang cukup pesat.
- Menjauhkan
hubungan antara pemilih dan wakil rakyat pascapemilu.
- Munculnya
potensi ruang politik uang di internal parpol dalam hal jual beli nomor
urut.
Jadi apakah pemilu 2024 akan beralih ke sistem proporsional tertutup atau tetap pada sistem proporsional terbuka? (Bidang Sospol BEM FKM Undip 2023 X LPMPH 2023 )
SUMBER :
Metrotvnews.com.
(2023, January 14). Polemik Sistem Pemilu 2024, Coblos Partai atau Caleg?
Https://Www.metrotvnews.com; METRO TV. https://www.metrotvnews.com/play/NA0CXzVn-polemik-sistem-pemilu-2024-coblos-partai-atau-caleg
Arimbi,
M. (2023, January 9). Kupas Tuntas Sistem Proporsional Tertutup yang
Diperjuangkan PDIP Jelang Pemilu 2024. Tempo; TEMPO.CO. https://nasional.tempo.co/read/1677397/kupas-tuntas-sistem-proporsional-tertutupyang-diperjuangkan-pdip-jelang-pemilu-2024?page_num=2
Rizky
Zulkarnain. (2022, February 27). CSIS Sebut Penundaan Pemilu Tidak Masuk Akal.
Aktual.com. https://aktual.com/csis-sebut-penundaan-pemilu-tidak-masuk-akal/
Post a Comment