[Review Buku] The Orange Girl : Sebuah dongeng tentang kehidupan
The Orange Girl merupakan sebuah novel karangan
Jostein Gaarder, penulis yang juga menghasilkan karya bestseller
berjudul Dunia Sophie. Novel setebal 256 halaman ini diawali oleh
seorang anak bernama Georg yang menemukan surat dari ayahnya yang telah
meninggal sejak 11 tahun lalu ketika ia mulai membuka surat-surat tersebut. Isi
surat tersebut membawa Georg mengenal sosok Gadis Jeruk lengkap dengan segala
pertemuan ayahnya dengan gadis yang menjadi tokoh utama dalam setiap surat yang
ditulisnya.
Jan Olav, ayah Georg, bertemu dengan seorang gadis misterius yang kedatangannya tidak dapat ditebak. Kehadiran dan kepergiannya yang penuh teka-teki itulah yang membuat Jan Olav merasa dirinya tengah terbawa pada sebuah kisah dongeng dimana ia harus terus mempertanyakan berbagai hal dan berusaha memecahkannya. Jan Olav terus gigih mencari tahu keberadaan si Gadis Jeruk dari berbagai kemungkinan, mulai dari sepucuk surat, jeruk-jeruk yang selalu dibeli gadis tersebut, dan penelusuran di berbagai tempat yang mungkin membuka peluang si Gadis Jeruk akan muncul dihadapannya. Usaha Jan Olav mampu membuatnya kembali bertemu dengan si Gadis Jeruk yang kelak juga berhasil ia bawa pada jenjang hubungan yang lebih serius.
Surat-surat Jan Olav tak hanya
mengisahkan tentang kisahnya menemukan cinta sejati tetapi juga menjadi
perantara baginya berkomunikasi dengan Georg, sang anak satu-satunya. Dalam
suratnya, Jan Olav tak luput mempertanyakan berbagai pertanyaan tentang
kehidupan dan alam semesta. Teleskop Hubble, yang juga menjadi ketertarikan
Georg, kerap diungkit dalam surat-surat Jan Olav untuk menuturkan betapa besar
dan kompleksnya alam semesta ini.
Perjalanan romansa antara Jan
Olav dan Si Gadis Jeruk mampu membuat pembaca berdebar dan turut memecahkan
teori-teori yang dibuat sekilas oleh Jan Olav untuk ikut menebak keberadaan Si
Gadis Jeruk. Selain itu, pertanyaan-pertanyaan sederhana yang juga filosofis
membuat pembaca ikut merenungkan berbagai hal akan alam semesta dan
eksistensinya, serta pilihan dalam kehidupan yang sering tak terpikirkan oleh
manusia.
“Apa yang akan kamu pilih, Georg, jika ada sebuah kekuatan yang lebih tinggi memberimu pilihan? Barangkali kita bisa membayangkan semacam peri kosmik dalam dongeng besar yang aneh ini. Akankah kamu memilih untuk tinggal di bumi…?”
Novel The Orange Girl ini
berhasil membuat pembaca menyadari luasnya semesta dan keterbatasan manusia.
Melalui setiap pertanyaan yang tertuang oleh Jan Olav ataupun Georg, pembaca
dibawa pada sebuah pesan bahwa sudah selayaknya manusia memaknai dan menikmati
setiap kesempatan yang dimiliki, setiap hal sederhana yang sejatinya bisa
menjadi sumber kebahagiaan, serta setiap alasan untuk tetap bertahan hidup. (Petrina)
“Waktu, Georg, apakah waktu itu?”
Post a Comment