[Review Buku] “Dompet Ayah Sepatu Ibu” : Kerasnya Menghadapi Kehidupan, Jauh dari Orang Tua demi Menggapai Cita-Cita
Novel bertajuk “Dompet
Ayah Sepatu Ibu” karya penulis hebat J.S. Khairen yang terbit pada Agustus 2023
ini sukses menjadi salah satu buku best seller di Gramedia berbagai kota. Baru
2 bulan terbit saja sudah mencetak ulang sebanyak 5 kali. Buku karya J.S.
Khairen ini mengangkat tema perjuangan hidup dan kekeluargaan, yang mana mampu
mengaduk dan mengombang-ambingkan hati para pembacanya.
Dalam novel “Dompet Ayah
Sepatu Ibu” ini dituliskan tokoh Zenna yang digambarkan sebagai perempuan yang
cerdas, rajin dan pantang menyerah. Zenna si anak tengah yang terbiasa
'terabaikan' karena kondisi ekonomi dan keluarga. Merasa tidak ingin menyerah pada
nasib, Zenna bermodal nekat dan restu orang tua mengejar mimpi yang bahkan
dulunya dia sendiri takut memimpikannya yaitu menjadi guru. Begitu juga Asrul
yang digambarkan sebagai sosok lelaki yang jao kelahi juga berpuisi. Asrul
berjanji membangun rumah untuk uminya. Zenna dan Asrul jatuh bangun mencari
uang dan bersekolah demi kehidupan yang lebih baik.
Novel ini mengajarkan
untuk selalu mengingat kerja keras orang tua demi kebahagiaan anak-anaknya.
Sarat dengan makna yang mendalam, apalagi didukung dengan cara penyampaian J.S.
Khairen dengan pemilihan kata yang puitis namun tetap mudah dipahami. Pembaca
akan terenyuh dengan alur cerita serta pesan-pesan yang ada di dalamnya.
Semua kata-katanya
bermakna, J.S. Khairen memang lihai dalam permainan kata. Ada beberapa kutipan
yang sangat mendalam dan kompleks.
“Masakan ibu takkan kau
temukan di restoran terbaik.
Kelakar ayah takkan kau jumpai di panggung
paling gemerlap.
Untungnya kau punya dua tempat itu sekaligus,
rumah. Pulanglah. “
“Tiap pintu rumah akan
diketuk,
Tiap selimut akan
ditarik,
Tiap kedip mata akan
berakhir,
Tiap nafas akan berakhir.
Ada satu yang tak boleh
berakhir,
Doamu untuk orangtua.”
Kutipan-kutipan itu
mengandung petuah untuk selalu mendoakan orangtua dimanapun kita berada. Penuh
pesan moral, yang ketika membacanya kita akan mengingat-ingat kembali peristiwa
masa kecil. Bersendau gurau bersama keluarga, berceloteh bersama, menikmati
hidangan sederhana bersama-sama. Semuanya mungkin mulai luntur ketika menginjak
dewasa, termakan oleh waktu. Harus merantau jauh dari orang tua demi
tergapainya suatu cita-cita.
Bahwa sejauh apapun kita
melangkah, rumah adalah tempat pulang ternyaman. Ada masakan ibu, ada kelakar
ayah, ada hangatnya suasana yang tidak bisa kita temukan dimanapun itu. J.S.
Khairen mengingatkan dan memberi makna tersirat kepada pembaca supaya jangan
lelah untuk menghadapi hidup, jangan jelah dengan kerasnya dunia. Sebab semua
punya waktunya masing-masing, semua akan bahagia pada akhirnya.
Seperti halnya tokoh
Zenna dan Asrul yang tetap semangat menjalani kerasnya hidup, berjuang
menggapai cita-citanya, mengalami jatuh bangun berkali-kali namun tetap
semangat menjalaninya. Sejatinya jika kita punya tekad yang kuat disertai
dengan restu orangtua segala hal akan dimudahkan oleh Sang Maha Pencipta.
Keseluruhan novel “Dompet
Ayah Sepatu Ibu” ini mampu membuat pembaca merasakan perasaan yang campur aduk,
mulai dari sedih, senang, terharu, tegang, serta emosi-emosi lain yang tak bisa
terungkap dengan kata-kata. Harus diakui J.S. Khairen adalah penulis hebat
dengan karyanya yang mampu menuangkan perasaannya melalui karya yang sangat
indah dan sarat akan makna mendalam.
“Jika ada doa paling
ampuh di dunia ini, jelas adalah doa seorang ibu.
Jika ada tangis paling
menakutkan, jelas adalah tangis diam-diam seorang ayah”
“ Ini kisah tentang ayah
dan ibu,
yang cintanya lahir
bahkan sebelum kau lahir,
Yang cintanya tumbuh
bahkan sebelum kau bertumbuh”
(Mutiya)
Post a Comment