Masukkan iklan disini!

[Review Buku] Gadis Minimarket: Sebuah Perspektif untuk Menyingkap Realita Kehidupan

Sumber: Gramedia.com

            Bagaimana rasanya menjadi berbeda? Apakah terlihat aneh atau normal di mata orang lain? Gadis Minimarket atau Convenience Store Woman adalah novel terjemahan karya Sayaka Murata yang membawa perspektif baru dalam mendefinisikan arti normal. Novel yang berhasil meraih penghargaan Akutagawa ini menyampaikan realita kehidupan sebenarnya yang terjadi di masyarakat.

          Novel ini menceritakan tentang seorang wanita bernama Furukura Keiko yang telah bekerja paruh waktu selama 18 tahun di konbini atau minimarket. Sejak kecil Keiko dianggap tidak normal karena sikapnya yang aneh oleh keluarga dan temannya. Hal itu membuat Keiko menjadi pribadi yang menutup diri dan bicara hanya seperlunya. Namun, kehadiran minimarket membawa sebuah perubahan dalam diri Keiko. Dia seolah menemukan 'dunia' yang sebenarnya di minimarket. Keiko mulai bekerja paruh waktu di usia 18 tahun dan konsisten bekerja hingga berusia 36 tahun.

          Perubahan diri Keiko menjadi lebih terbuka dan banyak berkomunikasi lewat mengikuti gaya bicara orang lain ternyata belum cukup untuk dianggap 'normal' oleh orang lain. Orang-orang menganggap Keiko aneh karena belum pernah menjalin hubungan hingga usianya hampir menginjak kepala empat. Ketika teman-teman Keiko sudah berkeluarga dan memiliki pekerjaan tetap, hanya Keiko yang tetap bertahan dengan pekerjaan paruh waktunya di minimarket. Hal itu membuat orang-orang tidak bisa mengelakkan rasa herannya.

Manusia normal gemar mengadili manusia yang tak normal

          Novel Gadis Minimarket menyajikan perspektif berbeda untuk melihat bagaimana realita kehidupan sebenarnya. Novel ini banyak menyampaikan kritik sosial yang sering menjadi masalah di masyarakat. Banyak orang yang suka menghakimi dan terlalu ikut campur dalam kehidupan orang lain. Masyarakat seolah menuntut orang dewasa untuk bekerja, menikah, dan membuat keturunan. Mereka akan menganggap orang 'tak normal' jika tidak memenuhi tiga hal tersebut.

        Novel yang memiliki halaman berjumlah 164 ini cocok untuk dibaca di waktu luang. Banyak pelajaran hidup yang bisa diambil dari novel tersebut. Kritik sosial yang disampaikan juga terasa relate tidak hanya bagi negara Jepang, tapi juga Indonesia. Novel Gadis Minimarket bukan hanya sekadar karangan untuk menyampaikan kritik sosial, tapi juga sebuah pesan untuk mengubah perspektif masyarakat dalam menyikapi kehidupan sosial. (Safira Nurjannah)

No comments