[Review Buku] Yang Fana Adalah Waktu: Tentang Konsep Waktu dan Abadinya Manusia
Sumber : Gramedia.com
Buku dengan sampul bercorak daun kering kekuningan dengan latar belakang rintik hujan ini seakan mempunyai daya pikat tersendiri. Di dalam puisi “Yang Fana adalah Waktu”, Eyang Sapardi Djoko Damono berusaha untuk mengingatkan manusia akan betapa pentingnya waktu yang kita miliki di dunia. Kesempatan dari Tuhan untuk hidup dengan menikmati segala ciptaan-Nya jangan dibuang percuma.
Di samping itu, Eyang Sapardi juga berusaha menggiring pembacanya untuk terus melahirkan sesuatu dari diri kita yang tertera di larik puisinya. Kita harus terus dilahirkan, kemudian dirangkai menjadi sesuatu yang memiliki manfaat untuk sekitar, memiliki manfaat untuk orang lain. Puisi "Yang Fana Adalah Waktu" karya Sapardi Djoko Damono adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan hubungan kompleks antara waktu dan eksistensi manusia. Melalui penggunaan bahasa yang sederhana namun kuat, puisi ini merangsang pemikiran dan perenungan tentang konsep waktu dan abadinya manusia.
Tema utama dalam puisi ini adalah konsep waktu dan keabadian manusia. Puisi ini mengajukan pertanyaan tentang makna waktu dalam konteks kehidupan manusia, serta bagaimana manusia berinteraksi dengan waktu tersebut. Puisi ini menggambarkan waktu sebagai sesuatu yang fana, sesuatu yang sementara dan akan berlalu. Konsep waktu sebagai hal yang fana dihubungkan dengan karakteristik detik-detik yang terus berjalan, namun pada akhirnya menjadi tidak berarti dan dilupakan. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang kerentanan dan keberlaluan waktu.
Puisi "Yang Fana Adalah Waktu" karya Sapardi Djoko Damono adalah karya sastra yang merangsang pemikiran tentang konsep waktu dan keabadian manusia. Melalui penggunaan bahasa yang sederhana, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan hubungan kompleks antara manusia dan waktu, serta menggugah pertanyaan eksistensial yang mendalam tentang makna hidup. Buku ini juga berisi tentang perjalanan Pingkan dan Sarwono.
Yang fana adalah waktu adalah novel terakhir dari Trilogi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono. Jika pada dua novel sebelumnya Pingkan masih meragukan cintanya kepada Sarwono, namun tidak dengan novel ini, walau tetap tidak ada kata : ”aku mencintaimu”, Pingkan mati-matian mempercayai bahwa Sarwono adalah cinta satu-satunya, dan begitulah sebaliknya.
Yang fana adalah waktu.
Kita abadi. Memungut detik demi detik, merangkainya seperti bunga sampai pada suatu hari kita lupa untuk apa. "Tapi, yang fana adalah waktu, bukan?" tanyamu. Kita abadi.
(Mutiya)
Post a Comment