Masukkan iklan disini!

Mengintip Realita Hidup Lewat “Home Sweet Loan”: Antara Impian, Konflik, dan Refleksi Diri





Sumber : Google.com

     Pernahkah kamu berpikir bahwa memiliki rumah adalah salah satu impian besar dalam hidup, namun sering kali tersandung oleh kenyataan yang tak mudah? Almira Bastari dalam novel “Home Sweet Loan” menggambarkan perjalanan beberapa karakter yang berusaha mewujudkan impian itu, namun bukan tanpa konflik.

      Di awal cerita, kita diperkenalkan dengan Kaluna, seorang anak bungsu yang ingin membahagiakan kedua orangtuanya. Namun, kehidupan yang tampaknya tenang tiba-tiba berubah menjadi penuh drama ketika masalah-masalah kecil seperti “ember” memicu konflik besar di rumah. Kaluna yang selalu mencoba mengalah demi orangtuanya, akhirnya harus membuat keputusan besar dalam hidupnya yang tak pernah ia bayangkan.

    Lalu ada Tanisha, sosok ibu pekerja yang harus berbagi rumah dengan mertuanya, sementara suaminya jauh di perantauan. Konflik antara tanggung jawab pekerjaan, keluarga, dan impian memiliki rumah sendiri menempatkan Tanisha dalam dilema yang berat. Kamu bisa merasakan perjuangan Tanisha yang ingin memberikan kenyamanan terbaik bagi keluarganya, meski situasi sering kali tak mendukung.

    Di sisi lain, Kamamiya, si lajang mandiri, memiliki sudut pandang berbeda tentang rumah impian. Dia menghadapi tantangan merancang kehidupan yang masih belum tertata dengan baik, sambil mempertimbangkan masa depan yang ia impikan. Dan tentu saja, ada Danan, yang melalui momen-momen refleksi dalam pencariannya akan rumah yang cocok dengan perjalanan hidupnya.

    Yang menarik dari “Home Sweet Loan” adalah bagaimana kita seakan diajak untuk melakukan refleksi diri. Perencanaan keuangan, tantangan di usia 30-an, hingga pertanyaan besar tentang tujuan hidup muncul di setiap lembar novel ini. Konflik persahabatan, cinta, dan keluarga juga menjadi bagian yang menggelitik, mengingatkan kita pada kenyataan yang sering kita hadapi.

        Bagi yang sedang bermimpi memiliki rumah, novel ini juga memberikan insight menarik melalui survei-survei rumah yang dilakukan para karakter. Luas lahan, akses, pembayaran, hingga proyeksi masa depan seperti pernikahan dan memiliki anak, semua dibahas dengan cermat. Ditambah dengan latar pandemi, pertimbangan-pertimbangan ini menjadi semakin relevan dan membumi.

          Meskipun novel ini memuat berbagai konflik serius, Almira Bastari tetap menyelipkan kisah cinta yang manis dan menggemaskan. Kamu akan dibuat tersenyum sendiri, bahkan gregetan dengan dinamika percintaan yang ada. Tak heran, “Home Sweet Loan” menawarkan kisah yang ringan namun sarat makna, penuh emosi, dan inspirasi—terutama soal pentingnya literasi finansial.

       Secara keseluruhan, “Home Sweet Loan” adalah bacaan yang akan mengajakmu merenung, tertawa, dan mungkin juga meneteskan air mata. Almira Bastari berhasil menyuguhkan realitas hidup dengan cara yang menyenangkan, memberikan kita pengalaman membaca yang penuh warna dan inspirasi. (Mutiya)

No comments